Jumlah Kelas Menengah Menurun, Ekonom Indef Minta Pemerintah Diminta Waspada

IVOOX.id – Ekonom Senior dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bustanul Arifin, mengingatkan pemerintah untuk serius memperhatikan penurunan jumlah kelas menengah di Indonesia. Menurutnya, kelas menengah memiliki peran penting dalam mendorong konsumsi dan pembangunan negara.
Dalam sebuah diskusi publik yang diadakan Indef pada Senin, 9 September 2024, Bustanul menegaskan, jika jumlah kelas menengah terus menurun, Indonesia bisa menghadapi potensi guncangan sosial yang signifikan. "Kekosongan kelas menengah itu berbahaya. Jika turun terlalu jauh dan akhirnya hilang, kita bisa menghadapi risiko revolusi," ujarnya.
Bustanul merujuk pada pengalaman negara-negara di Amerika Latin, seperti Kolombia, Panama, dan Venezuela, yang menghadapi ketimpangan besar karena kekosongan kelas menengah. "Di sana, kelas menengahnya hampir tidak ada. Hanya ada segelintir tuan tanah besar, sementara sebagian besar masyarakat terjun ke kelas bawah yang informal. Ini situasi yang sangat berbahaya," tambahnya.
Ia juga menekankan bahwa kelas menengah memiliki peran krusial dalam pertumbuhan ekonomi dan stabilitas sosial-politik. Menurut Bustanul, kelas menengah memainkan peran penting dalam proses demokratisasi dan mempengaruhi kualitas kebijakan serta governance di negara ini. "Secara politik, kelas menengah umumnya mendukung demokrasi, meski mereka sering menuntut peningkatan kualitas pelaksanaannya," ungkapnya.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa jumlah kelas menengah di Indonesia terus menurun dalam sepuluh tahun terakhir. Pada 2019, kelas menengah tercatat mencapai 57,33 juta orang, namun jumlah tersebut terus menyusut hingga 2024 menjadi 47,85 juta orang.

0 comments