JP Morgan Sebut Investor Asing Masih Optimis di Tengah Berbagai Gejolak Politik dan Aksi Unjuk Rasa | IVoox Indonesia

September 12, 2025

JP Morgan Sebut Investor Asing Masih Optimis di Tengah Berbagai Gejolak Politik dan Aksi Unjuk Rasa

CEO & Senior Country Officer JP Morgan Indonesia, Gioshia Ralie
CEO & Senior Country Officer JP Morgan Indonesia, Gioshia Ralie bersama Head of Indonesia Research and Strategy JP Morgan, Henry Wibowo dalam media briefing di Jakarta Kamis (4/9/2025). IVOOX.ID/Fahrurrazi Assyar

IVOOX.id – JP Morgan Indonesia menilai perekonomian nasional masih mampu menunjukkan daya tarik yang kuat bagi investor, meski tengah diramaikan di dalam negeri. Optimisme itu diproyeksikan bertahan hingga akhir 2025 dan terus berlanjut ke tahun berikutnya.

CEO & Senior Country Officer JP Morgan Indonesia, Gioshia Ralie, menegaskan aksi protes yang marak belakangan ini tidak serta-merta membuat investor asing menarik diri. Menurutnya, kemampuan pemerintah dalam merespons aspirasi publik menjadi kunci stabilitas.

“Investor sekarang sudah mature, paham apa yang terjadi baik di Indonesia maupun di kawasan. Protes atau demo memang ada, tetapi sejauh ini lebih teratur,” ujar Gioshia dalam Media Briefing JP Morgan Indonesia di Jakarta, Kamis (4/9/2025).

Ia menambahkan, sejumlah investor global yang berasal dari Amerika Serikat, Inggris, Hong Kong, dan Kanada bahkan telah meninjau langsung kondisi di Indonesia. Hasilnya, mereka tetap optimistis situasi akan segera membaik. “Kalau ada kejadian bakar-bakar tentu menciptakan sentimen negatif. Namun, ketika aspirasi ditangkap dan direspons dengan cepat, sentimen justru akan membaik,” ujarnya.

Gioshia juga mengingatkan pentingnya konsistensi pemerintah dalam menindaklanjuti tuntutan publik, termasuk soal penghapusan tunjangan rumah anggota DPR hingga penanganan kasus aparat keamanan. Menurutnya, langkah konkret semacam ini akan semakin memperkuat keyakinan pasar.

Dari sisi kebijakan fiskal, JP Morgan menilai rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2026 mampu menjaga keseimbangan antara disiplin anggaran, pembiayaan program strategis, serta kebutuhan jangka pendek untuk mendorong konsumsi masyarakat. Proyeksi pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) 2026 ditargetkan mencapai 5,4 persen, lebih tinggi dibanding outlook 2025 yang berada di kisaran 4,7 hingga 5,0 persen.

Selain itu, pendapatan fiskal diperkirakan naik 9,8 persen secara tahunan, melesat jauh dibanding perkiraan 2025 yang hanya tumbuh 0,5 persen. Di sisi lain, defisit anggaran juga dijaga ketat agar turun menjadi 2,48 persen dari PDB pada 2026, dibandingkan 2,78 persen pada 2025.

Menurut Gioshia, optimisme ini turut didorong oleh ambisi Presiden Prabowo untuk memperkuat reformasi birokrasi, memberantas korupsi, serta mengefisienkan pengeluaran lembaga pemerintah dan BUMN. “Rancangan APBN yang baru diumumkan memperkuat optimisme pasar, dengan keseimbangan antara dorongan pertumbuhan dan disiplin fiskal,” katanya.

0 comments

    Leave a Reply