Jokowi Resmikan Injeksi Bauksit Perdana di Smelter Mempawah | IVoox Indonesia

June 28, 2025

Jokowi Resmikan Injeksi Bauksit Perdana di Smelter Mempawah

Presiden Joko Widodo meresmikan fasilitas injeksi bauksit Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR)
Tangkapan layar - Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat berpidato dalam agenda peresmian fasilitas injeksi bauksit perdana Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) PT Borneo Alumina Indonesia, di Mempawah, Kalimantan Barat, Selasa (24/9/2024). ANTARA/Andi Firdaus

IVOOX.id – Presiden Republik Indonesia Joko Widodo meresmikan injeksi bauksit perdana di Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) yang berlokasi di Mempawah, Kalimantan Barat, Selasa (24/9/2024). 

Proyek SGAR yang dioperasikan oleh PT Borneo Alumina Indonesia (BAI) itu memiliki nilai investasi sebesar USD 831,5 juta. Saat ini, PT Inalum memiliki 60% saham BAI, sementara PT ANTAM Tbk memegang 40%.

Jokowi mengatakan, peresmian ini menjadi tonggak penting dalam mengurangi ketergantungan impor aluminium hingga 56% dari total kebutuhan dalam negeri yang mencapai 1,2 juta ton per tahun. Dia berharap dengan mulai beroperasinya SGAR, impor aluminium dapat dihentikan sepenuhnya.

"Kita tahu, kebutuhan aluminium di dalam negeri mencapai 1,2 juta ton, dan 56% dari itu kita masih penuhi melalui impor. Padahal, kita punya bahan baku sendiri. Dengan adanya SGAR ini, kita bisa produksi sendiri dan tidak perlu impor lagi," ujar Jokowi dalam siaran pers Selasa (24/9/2024).

Jokowi juga menekankan bahwa berhentinya impor aluminium akan mengurangi hilangnya devisa negara, yang selama ini digunakan untuk membeli aluminium dari luar negeri. Jumlah devisa yang terselamatkan diperkirakan mencapai USD3,5 miliar per tahun.

"Setiap tahun, kita kehilangan devisa sekitar USD3,5 miliar atau lebih dari Rp50 triliun hanya karena impor aluminium. Dengan produksi dalam negeri, kita bisa mengurangi ketergantungan tersebut dan menyelamatkan devisa negara," kata Jokowi.

Proyek SGAR yang dijalankan oleh PT Borneo Alumina Indonesia (BAI) merupakan bentuk sinergi antara dua BUMN besar, yakni PT Inalum (Persero) dan PT ANTAM Tbk, untuk mendukung hilirisasi sektor mineral. Smelter ini akan mengolah bijih bauksit menjadi alumina, yang kemudian dipasok ke Pabrik Peleburan Aluminium PT Inalum di Sumatera Utara.

"Saya sangat senang melihat ekosistem aluminium ini, dari hulu hingga hilir, kini telah terintegrasi dengan baik. Ini menjadi fase pertama yang sudah selesai," ujarnya.

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dan Menteri BUMN Erick Thohir turut menggarisbawahi pentingnya hilirisasi sebagai langkah strategis untuk mengurangi ketergantungan impor. Menurut Erick, hilirisasi bukan lagi sebuah pilihan, melainkan kewajiban untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

"Kita harus menekan impor agar uang kita tidak terus keluar ke luar negeri. Dampaknya akan sangat besar bagi perekonomian, baik di tingkat daerah maupun nasional. Hilirisasi mineral ini adalah kewajiban untuk memajukan ekonomi bangsa," kata Erick.

0 comments

    Leave a Reply