Jokowi: Penggunaan APBN Harus Fokus dan Tepat Sasaran | IVoox Indonesia

August 27, 2025

Jokowi: Penggunaan APBN Harus Fokus dan Tepat Sasaran

antarafoto-jokowi-visi
Presiden dan Wakil Presiden terpilih Joko Widodo (kedua kiri) dan KH Ma'ruf Amin (kedua kanan) bersama Ibu Iriana Joko Widodo (kiri) dan Ibu Wury Estu Handayani (kanan) menyapa pendukung sebelum memberikan pidato pada Visi Indonesia di Sentul International Convention Center, Bogor, Jawa Barat Minggu (14/7/2019). Joko Widodo menyampaikan visi untuk membangun Indonesia di periode kedua pemerintahannya diantaranya pembangunan infrastruktur, pembangunan sumber daya manusia, investasi, reformasi birokrasi dan efektifitas serta efisiensi alokasi dan penggunaan APBN. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/pras.

IVOOX.id, Jakarta - Penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) harus cermat dan hati-hati. Jangan sampai anaggarannya disalahgunakan dan tidak tepat pada sasarannya.

“Kita harus menjamin penggunaan APBN yang fokus dan tepat sasaran,” kata presiden terpilih Joko Widodo, dalam acara Visi Indonesia, Minggu (14/7/2019) malam.

Jokowi menekankan bahwa setiap dana yang keluar dari APBN harus memiliki manfaat, uang dirasakan oleh rakyat dalam rangka memberikan kesejahteraan dan pemerataan.

“Setiap rupiah yang keluar dari APBN, semuanya harus kita pastikan memiliki manfaat ekonomi, memberikan manfaat untuk rakyat, meningkatkan kesejahteraan untuk masyarakat,” ucap Jokowi.

Sebagai informasi, realisasi APBN per Mei 2019 mengalami defisit mencapai Rp 127,5 triliun atau setara dengan 0,79 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Angka tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan defisit anggaran tahun lalu yang sebesar Rp 93,5 triliun atau 0,63 persen terhadap PDB. Meski begitu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan, besaran defisit anggaran tersebut masih berada pada batas aman.

“Dari sisi persentase terhadap PDB, defisit 0,79 persen kita masih lebih rendah dari target APBN yang sebesar 1,84 persen,” ujar Sri Mulyani.

Terjadi pertumbuhan pendapatan negara sebesar 6,19 persen dan belanja negara yang tumbuh 9,8 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Realisasi belanja negara sebesar Rp 855,9 triliun atau 34,78 persen dari target APBN 2019.

Adapun realisasi pendapatan negara hingga akhir Mei 2019 tercatat sebesar Rp 728,45 triliun atau 33,64 persen terhadap target APBN 2019. Angka tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 855,91 triliun atau 34,78 persen dari pagu APBN 2019.

Sri Mulyani merinci, realisasi pendapatan tersebut meliputi realisasi penerimaan perpajakan sebesar Rp 569,32 triliun atau 31,87 persen dibanding target APBN 2019. Adapun Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dilaporkan mencapai Rp 158,42 triloun (41,88 persen), dan penerimaan hibah tercatat mencapai Rp 706,30 miliar atau 162,25 persen dari target APBN 2019 hingga Mei 2019.

“Dibanding periode sebelumnya, penerimaan perpajakan mampu tumbuh sebesar 5,69 persen (yoy), PNBP tumbuh 8,61 persen (yoy) sedangkan penerimaan hibah tumbuh negatif 51,13 persen (yoy),” kata dia.

0 comments

    Leave a Reply