Jelang Ramadan Stok Gula Tersedia, Kok Mendag Mau Impor Dari India | IVoox Indonesia

May 10, 2025

Jelang Ramadan Stok Gula Tersedia, Kok Mendag Mau Impor Dari India

IMG_20200314_193426

IVOOX.id, Jakarta - Jelang Ramadan, Kementerian Perdagangan (Kemendag) akan menerbitkan izin impor gula untuk menambah stok sebanyak 550 ribu ton. 

Tambahan impor tersebut sebagai upaya menurunkan harga gula. Impor gula kemungkinan dari India. 

Menteri Perdagangan (Mendag) Agus Suparmanto mengatakan, tambahan impor tersebut akan disesuaikan dengan kondisi panen tebu dalam negeri. 

“Target kami, akhir Agustus stok gula konsumsi mencapai 670 ribu ton,” katanya usai rapat koordinasi di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, kemarin. 

Kendati begitu, Kemendag belum menerbitkan Surat Persetujuan Impor (SPI), untuk tambahan impor gula tersebut.Sebab itu, Kemendag belum menyebutkan jenis gula yang akan diimpor terdiri dari gula mentah atau gula pasir. 

Sebelumnya, Kemendag telah menerbitkan SPI gula kristal mentah sebanyak 438,8 ribu ton. Dengan demikian, total izin impor gula akan mencapai 988,8 ribu ton. 

Adapun saat ini, stok gula di distributor berjumlah 159 ribu ton. Sementara, total konsumsi gula mencapai 230-250 ribu ton per bulan.Impor gula tersebut merupakan upaya pemerintah menurunkan harga gula yang terus naik. 

Mengacu pada Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), harga gula pasir kualitas premium saat ini sebesar Rp 16.500 per kilogram, naik 1,5 persen dari pekan lalu. 

Sedangkan, harga gula pasir lokal sebesar Rp 16.650 per kilogram atau naik 1,5 persen selama sepekan. Agus menyebut, pihaknya bersama satgas pangan telah mengecek stok gula di distributor. 

Hal itu untuk mencegah terjadinya penimbunan oleh sejumlah oknum yang menyebabkan harga gula pasir melonjak. 

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Suhanto menambahkan bahwa impor gula tersebut dilakukan secara bertahap hingga Juni mendatang. Impor gula akan didatangkan dari India. “Sebagian impor gula dari SPI sebanyak 438,8 ribu ton telah masuk Indonesia,” ujarnya. 

Adapun, musim giling tebu diperkirakan berlangsung pada Juni hingga Juli mendatang. Tolak Impor Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Soemitro Samadikoen menolak keras rencana pemerintah menambah kuota impor gula konsumsi dalam waktu dekat. 

Kebijakan impor dinilai hanya akan membuat daya saing gula hasil olahan tebu petani lokal semakin sulit.“Intinya gula hanya naik Rp 1.500-Rp 2.500, pada berebut mau impor. Sudah tidak memikirkan susahnya petani,” protes Soemitro. 

Menurutnya, kenaikan harga gula yang terjadi saat ini tidak bisa dijadikan alasan untuk menambah kuota impor. Kenaikan harga gula yang dinilai hanya momentum sesaat ini pun merupakan ruang agar petani tebu bisa tetap produktif sepanjang tahun. 

“Saya pikir mereka bukan mau menuhin pasar, tapi mau cari untung doang,” ketusnya. 

Soemitro membantah tegas kelangkaan gula yang menyebabkan kebijakan impor menjadi jalan keluar.Saat ini, menurut Soemitro, stok masih tersedia dan petani tebu tidak lama lagi akan memasuki musim panen, April 2020.  

0 comments

    Leave a Reply