Jelang Peluncuran Danantara, INDEF: Utamakan Profesionalisme dan Bebas dari Kepentingan Politik

IVOOX.id – Menjelang peluncuran resmi Danantara pada 24 Februari 2025, publik masih mempertanyakan siapa yang akan mengisi posisi kepala badan serta jajaran direksi di holding investasi dan operasional tersebut. Spekulasi ini terus berkembang karena komposisi kepemimpinan Danantara akan sangat menentukan arah dan kredibilitasnya di masa depan.
Kepala Center of Industry, Trade, and Investment dari INDEF, Andry Satrio Nugroho, menegaskan bahwa pemilihan kepala badan dan direksi harus mengutamakan profesionalisme dan bebas dari kepentingan politik. Ia memperingatkan bahwa jika posisi tersebut diberikan kepada individu yang tidak kompeten atau memiliki afiliasi politik, maka kredibilitas Danantara akan dipertaruhkan.
"Akan ada capital outflow di IHSG. Aliran keluar dana asing juga akan terjadi di pasar Surat Berharga Negara (SBN), sehingga semakin memperkecil kepemilikan asing pada instrumen investasi ini," kata Andry. Ia juga menambahkan bahwa saham tujuh perusahaan BUMN yang berada di bawah Danantara, terutama saham Himbara, berpotensi mengalami koreksi nilai yang signifikan pada hari pertama pengumuman jajaran direksi.
Selain itu, ia memprediksi bahwa nilai tukar rupiah terhadap dolar AS bisa melemah hingga Rp16.500 dan terus tertekan hingga akhir tahun. Kesulitan Danantara dalam mendapatkan pendanaan serta kepercayaan dari investor asing juga menjadi ancaman serius di masa depan.
Andry berharap agar pemegang kendali Danantara adalah sosok profesional dengan pengalaman dalam mengelola dana investasi dan bisnis korporasi. "Saya melihat bahwa jika mereka yang mengelola ini justru punya afiliasi politik, merupakan keluarga dari pejabat publik, atau pimpinan kementerian saat ini, maka sudah dipastikan bahwa moral hazard terjadi dan akuntabilitas badan ini akan semakin dipertanyakan," ujarnya.
Sebelumnya, Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) harus diisi oleh orang-orang profesional.
“Pengurus Danantara itu harus betul-betul orang yang profesional,” kata Luhut dalam acara The Economic Insights 2025 di Jakarta, Rabu (19/2/2025), dikutip dari Antara.
Menurutnya, pembentukan Danantara merupakan suatu langkah yang sangat strategis. Aset yang dikelola oleh Danantara diyakini bisa ditingkatkan hingga 5-6 kali lipat, mengingat dana akan diinvestasikan kepada proyek-proyek yang berkelanjutan dan berdampak tinggi di berbagai sektor, seperti energi terbarukan, manufaktur canggih, industri hilir, produksi pangan, dan lain-lain.
Luhut pun meyakini Indonesia memiliki sejumlah proyek dengan prospek yang cerah, misalnya proyek rumput laut dengan perkembangan riset yang baik, potensi penyerapan tenaga kerja, serta biaya yang tak begitu tinggi.
Selain itu, juga ada proyek genome sequencing yang disebut bermanfaat untuk sektor ketahanan pangan.
Luhut juga optimistis dengan proyek digital di Indonesia. Dalam kesempatan itu, dia menginginkan Indonesia untuk membuat sistem kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) seperti DeepSeek dan ChatGPT.
Menurutnya, Indonesia memiliki talenta digital yang mumpuni untuk mengembangkan sistem teknologi serupa. Sebagai contoh, aplikasi seperti PeduliLindungi, Simbara, hingga e-katalog dikembangkan oleh talenta digital dalam negeri.
Maka dari itu, dia menekankan struktur organisasi Danantara perlu diisi oleh orang-orang yang berkapasitas baik.
“Dan juga mereka punya kewenangan untuk joint venture. Jadi perusahaan-perusahaan BUMN ini manajemennya harus transparan. Ini satu langkah lagi yang sangat baik dengan kita memasukkan standar manajemen internasional masuk di perusahaan-perusahaan negara ini,” ujarnya.
Luhut mengajak masyarakat untuk kompak mendukung Danantara.
“Saya sangat optimistis dengan hal ini semua. Saya ingin, ayo kita kompak bersama-sama membahu membuat Indonesia lebih bagus ke depannya,” tutur Luhut.

0 comments