Jawa Tengah Matikan 8 TV Analog dan Beralih ke TV Digital

IVOOX.id, JAKARTA - Penggunaa siaran TV digital terus diupayakan demi masyarakat Indonesia. Peralihan siaran TV analog ke digital juga telah dilakukan oleh pemerintah, termasuk salah satunya pemerintah provinsi Jawa Tengah.
Dalam rangka menuju peralihan siaran atau Analog Switch Off (ASO), penyaluran informasi dan edukasi kepada masayrakat juga terus dilakukan.
Tahap II ASO dilakukan pada 25 Agustus 2022 lalu. Sedangkan untuk Jawa Tengah, terdapat 8 wilayah yang dimatikan siaran TV analognya. Di antaranya adalah Boyolali, Sragen, Grobogan, Kudus, Demak, Kabupaten Semarang, Salatiga dan Kota Semarang.
Berdasarkan keterangan dari Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Jateng Riena Retnaningrum, pemberian informasi dan edukasi akan terus dilakukan, sehingga seluruh masyarakat Jawa Tengah dapat mengetahui terkait rencana ASO ini.
“Kita tidak kurang-kurang menyampaikan kepada masyarakat, terkait migrasi ke televisi digital. Lewat berbagai media, lewat media sosial, tampilan FK Mitra pun dilakukan. Sekitar 98 persen sudah mengetahui, hanya tinggal sedikit yang ingin tahu alatnya (set top box/ STB),” tuturnya.
Ia juga mengakui bahwa migrasi dari TV analog ke digital diperlukan upaya penyesuaian. Namun, dengan tren penggunaan teknologi informasi selama pandemi, adaptasi kebiasaan baru tersebut menjadi lebih mudah.
“Tantangannya (sebagai media TV) seperti kata Pak Gubernur (Ganjar Pranowo), jangan memberikan tayangan yang biasa-biasa saja. Berikan topik yang sedang tren, misal pembahasan soal mata uang crypto dan lain sebagainya. Sampaikan yang elegan, bisa juga dengan tampilan receh tapi menarik dan dengan bahasa yang mudah dipahami,” tuturnya.
Komisioner KPID Jawa Tengah Annas Syahirul Alim menambahkan, konten menjadi pembeda suatu media televisi jika telah memasuki zona digital.
“Content is the king. Konten yang bercirikan Jawa Tengah harus diperhatikan, juga variasi konten siaran,” paparnya.
Hal serupa juga dikatakan akademisi FE Universitas Diponegoro Dwi Cahyo Utomo. Menurutnya, persaingan terbesar TV saat ini adalah dengan platform, seperti YouTube dan kanal-kanal hiburan dari luar negeri lainnya.
Demi mengatasi hal tersebut, Dwi Cahyo Utomo menyarankan agar TV juga mau berkolaborasi dengan pegiat media sosial.
Jika hal demikian dapat terwujud, konektivitas antara platform televisi dan media sosial seperti YouTube dapat berjalan selaras. Selain itu, ia juga menyarankan agar konten pendidikan dan sosial budaya dikuatkan.

0 comments