Jamalidin Rebut Etape II Tour de Banyuwangi 2018

IVOOX.id, Banyuwangi - Pembalap Indonesia asal Malang, Jamalidin Novardianto, berhasil menghentikan dominasi pembalap asing di International Tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI). Pembalap yang bergabung di Perusahaan Gas Negara (PGN) Cycling Team itu menjadi yang tercepat di Etape Kedua, Kamis (27/9).
Jamal menyisihkan Georgios Bouglas dari Nigxia Sports Lottery Livall Cycling Team yang harus puas berada di peringkat kedua dan Van Aert Bernand Benyamin dari Java Partizan, di peringkat ketiga.
Pada balapan yang menghabiskan waktu 4:09:17 jam tersebut, para pembalap finish dalam rombongan besar. Jamal mengatakan sejak 500 meter sebelum finish, rekan timnya saling membantu untuk mendorong dirinya maju ke depan rombongan. “Baru di 200 meter sebelum finish, saya menambah kecepatan dan akhirnya keluar sebagai pemenang," kata pembalap sprinter tersebut.
Di dua etape terakhir, dengan tambahan 15 poin Jamal berharap minimal bisa merebut green jersey. Meski Jamal keluar sebagai pemenang di etape II, yellow jersey masih menjadi milik pembalap Australia Marcus Culey (St George Continental Cycling Team). Culey juga menyabet polkadot jersey (raja tanjakan).
Sementara green jersey (best sprinter) diraih pembalap Australia Matthew Zenovich dari St. George Continental Cycling Team.
Pada balapan etape kedua, pembalap menempuh rute sejauh 179,3 KM, start dari Stasiun Kalibaru menuju Kantor Pemkab Banyuwangi. Para pembalap melewati ruas-ruas jalan lintas kecamatan melalui kawasan perkotaan, perkebunan, persawahan, hingga perdesaan.
Chairman ITdBI Guntur Priambodo menjelaskan bahwa pada etape 2 ini merupakan etape terpanjang ITdBI. Para pembalap akan melalui lintasan yang didominasi jalur flat. “Berbeda dari etape satu yang menyajikan rute menanjak pada 10 KM terakhirnya, etape 2 ini hanya didominasi rute flat sehingga akan lebih ketat kompetisinya. Ini kesempatan bagi pembalap sprinter untuk mencuri poin,” ujar Guntur.
Diawali dari depan Stasiun Kalibaru, para pembalap memasuki area persawahan saat memasuki wilayah Kecamatan Tegalsari. Pembalap juga melintasi kelokan sungai-sungai di wilayah Kecamatan Bangorejo. Melewati permukiman padat, pasar, perkebunan jati, karet dan tebu di Kecamatan Tegaldlimo. Selanjutnya, para rider melalui rute flat menuju finish di depan Kantor Pemkab Banyuwangi.
“Saat start dari Kalibaru, para pembalap bisa menikmati udara sejuk dan lansekap Gunung Raung saat melewati perkebunan kopi dan kakao,” kata Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas saat mberangkatkan peserta.
Stasiun Kalibaru merupakan salah satu stasiun tertua di Banyuwangi, dibangun sejak zaman penjajahan Belanda. Kecamatan Kalibaru merupakan kecamatan di ujung barat kabupaten berjuluk The Sunrise of Java ini yang berada di bawah kaki Gunung Raung yang berhawa sejuk. (luthfi ardi)

0 comments