Investor Keluar Dari Aset Berisiko Karena Gejolak Turki, Wall Street Melorot | IVoox Indonesia

April 20, 2025

Investor Keluar Dari Aset Berisiko Karena Gejolak Turki, Wall Street Melorot

wall street-2-shutterstock-edit

IVOOX.id, New York - Bursa Wall Street memerah pada penutupan perdagangan Jumat atau Sabtu (11/8) dinihari WIB), setelah krisis ekonomi mendalam di Turki menyeret turun saham-saham bank dan memicu investor keluar dari aset-aset berisiko.

Indeks Dow dan S&P 500 membukukan penurunan untuk minggu ini, setelah selama lima minggu berturut-turut membukukan keuntungan, tetapi S&P 500 tetap berada 1,4 persen di bawah rekor tertingginya sejak 26 Januari.

Penurunan di saham sektor teknologi menambah suasana "bearish" di pasar.

Indeks teknologi S&P turun 0,8 persen, dengan Intel turun 2,6 persen setelah Goldman Sachs menurunkan peringkat sahamnya menjadi "jual."

Saham Microchip Technology turun 10,9 persen setela proyeksi pendapatan kuartal keduanya mengecewakan.

Kemerosotan mata uang lira Turki memburuk setelah Presiden AS Donald Trump menggandakan tarif untuk baja dan aluminium yang diimpor dari Turki.

Para investor beralih ke aset-aset "safe haven", mendorong dolar AS lebih kuat dan membebani imbal hasil obligasi AS.

Indeks keuangan S&P turun 1,2 persen, penyeret terbesar pada S&P 500.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 196,09 poin atau 0,77 persen menjadi 25.313,14 poin, Indeks S&P 500 kehilangan 20,30 poin atau 0,71 persen menjadi 2.833,28 poin dan Indeks Komposit Nasdaq turun 52,67 poin atau 0,67 persen menjadi 7.839,11 poin.

Untuk minggu ini, Dow turun 0,6 persen dan S&P 500 merosot 0,3 persen. Nasdaq naik 0,3 persen untuk minggu ini setelah keuntungan kuat di beberapa saham teknologi.

Citigroup, bank AS terbesar di dunia, turun 2,4 persen. JPMorgan, Wells Fargo dan Bank of America juga lebih rendah.

Saham-saham perusahaan yang sensitif terhadap perdagangan juga menurun, termasuk Boeing, 3M dan Caterpillar, semuanya turun sedikitnya satu persen.

Saham Tesla berakhir naik 0,9 persen. Jumlah "sold short" saham Tesla berbalik naik dan sekarang lebih tinggi dari sebelum Chief Executive Elon Musk pada Selasa (7/8) mengusulkan mengambil kembali pembuat mobil listrik itu menjadi perusahaan tertutup, menurut data dari perusahaan teknologi keuangan dan analitik S3 Partners.

Data pada Jumat (10/8) menunjukkan harga-harga konsumen AS naik pada Juli dan tren yang mendasarinya terus menguat, menunjuk ke peningkatan stabil dalam tekanan inflasi.

Saham-saham turun melebihi jumlah yang naik di NYSE dengan rasio 2,10 berbanding satu dan di Nasdaq dengan rasio 1,51 berbanding satu.

S&P 500 membukukan posisi 12 tertinggi baru dan 10 terendah baru dalam 52 minggu terakhir serta Komposit Nasdaq mencatat 87 tertinggi baru dan 102 terendah baru.

Sekitar 6,7 miliar saham berpindah tangan di bursa AS, dibandingkan dengan rata-rata harian 6,4 miliar saham untuk 20 hari perdagangan terakhir, menurut data Thomson Reuters.

0 comments

    Leave a Reply