Investor Cenderung Jauhi Pasar Obligasi

IVOOX.id, Jakarta - Masih adanya aksi jual pada pasar obligasi dalam negeri membuat pergerakan sejumlah seri cenderung melemah.
Di sisi lain, pergerakan laju rupiah yang belum terlihat menguat turut menahan pergerakan pada pasar obligasi. "Pelaku pasar masih menahan diri cenderung menjauhi pasar sembari menantikan sentimen lain yang memungkinkan untuk kembali masuk," kata Reza Priyambada, analis senior Binaartha Sekuritas, di Jakarta, Jumat (2/3/2018).
Adapun untuk pergerakan masing-masing tenor ialah untuk tenor pendek (1-4 tahun) imbal hasilnya rata-rata turun -0,15 bps; tenor menengah (5-7 tahun) naik 6,55 bps; dan panjang (8-30 tahun) naik 1,59 bps.
Kembali munculnya aksi jual membuat laju sejumlah seri obligasi berbalik melemah. Pada FR0063 yang memiliki waktu jatuh tempo ±10 tahun dengan harga 98,45% memiliki imbal hasil 5,97% atau naik 0,011 bps dari sebelumnya di harga 98,50% memiliki imbal hasil 5,96%.
Untuk FR0075 yang memiliki waktu jatuh tempo ±20 tahun dengan harga 101,81% memiliki imbal hasil 7,33% atau turun -0,025 bps dari sehari sebelumnya di harga 101,55% memiliki imbal hasil 7,35%.
Pada Kamis (1/3), rata-rata harga obligasi Pemerintah yang tercermin pada INDOBeX Government Clean Price turun -0,10 bps di level 117,72 dari sebelumnya di level 117,84.
Sementara itu, rata-rata harga obligasi korporasi yang tercermin pada INDOBeX Corporate Clean Price turun -0,28 bps di level 109,42 dari sebelumnya di level 109,73.
Pergerakan imbal hasil SUN 10Yr berada di level 6,64% dari sebelumnya di level 6,67% dan US Govn’t bond 10Yr di level 2,87% dari sebelumnya di level 2,86% sehingga spread di level kisaran 376,8 bps lebih rendah dari sebelumnya 380,8 bps.
Sementara pada laju imbal hasil obligasi korporasi, pergerakannya cenderung kembali mengalami kenaikan. Pada obligasi korporasi dengan rating AAA dimana imbal hasil untuk tenor 9-10 bergerak naik di kisaran level 8,30%-8,35%.
Lalu, obligasi korporasi dengan rating AA untuk tenor 9-10 tahun, imbal hasilnya di kisaran level 9,03%-9,04%. Untuk imbal hasil pada rating A dengan tenor 9-10 tahun di kisaran 10,03%-10,06%, dan pada rating BBB di kisaran 12,86%-13,01%.
Meski dari dalam negeri, laju rupiah belum menunjukan perbaikan namun, dengan adanya sentimen pengenaan tarif pada alumunium dan baja dari Presiden Trump yang berimbas pada penurunan sejumlah imbal hasil obligas AS, diharapkan dapat menjadi sentimen positif pada pasar obligasi dalam negeri untuk berpeluang berbalik naik.
"Tetap mewaspadai masih adanya sejumlah sentimen yang dapat menahan potensi pembalikan arah naik dari sejumlah obligasi," imbuhnya. (jaw)

0 comments