Ini Penjelasan BMKG Soal Udara Yang Dingin | IVoox Indonesia

May 4, 2025

Ini Penjelasan BMKG Soal Udara Yang Dingin

cuaca2-dingin-bandung
ilustrasi - Pemandangan pedesaan yang tertutup kabut di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Sabtu (7/7/2018). Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat, suhu minimum di Kota Bandung mencapai 16,4 derajat celcius akibat adanya aliran massa dingin di sebelah selatan garis khatulistiwa. (ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)

IVOOX.id, Jakarta - Apakah kamu merasa cuaca malam hari terasa lebih dingin dari sebelumnya? Jika iya kamu tidak sendirian karena banyak orang yang merasakan hal seperti itu juga. Meski saat ini musim kemarau, banyak yang merasakan bahwa suhu pada malam dan pagi hari begitu dingin dan menggigil.

Ternyata terdapat beberapa faktor ilmiah yang membuat hal itu terjadi. Faktor yang pertama, menurut BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika), saat musim kemarau, tutupan awan yang ada cenderung sedikit. Awan berfungsi untuk memantulkan radiasi gelombang panjang yang diakibatkan oleh Matahari.

Penjelasannya, Matahari dapat melepaskan radiasi berupa energi gelombang pendek. Energi tersebut diserap oleh Bumi, kemudian dipantulkan kembali oleh Bumi dalam bentuk gelombang panjang. Ketika banyak awan pada saat malam hari, energi gelombang panjang yang dipancarkan Bumi tidak semuanya dilepas, melainkan dipantulkan kembali ke Bumi.

Kondisi ini membuat malam hari menjadi gerah. Kebalikannya, ketika jumlah awan sedikit atau tidak ada, maka radiasi gelombang panjang dari Matahari tidak ada yang dipantulkan kembali ke Bumi. Hal itu membuat seluruh radiasi gelombang panjang dipancarkan seluruhnya ke atmosfer sehingga cuaca akan terasa lebih dingin.

Jika kamu memperhatikan bahwa awan saat sore hari sudah bertambah sedikit dan kamu melihat langit yang benar-benar biru, maka bersiaplah menghadapi cuaca dingin di malam hari. Faktor lainnya menurut BMKG adalah bertiupnya angin Monsoon dari benua Australia.

Monsoon Dingin Australia ini diperkirakan berlangsung dari bulan Juni hingga puncak musim kemarau bulan September. Dikutip dari analisis iklim BMKG menyatakan "sementara Monsoon Australia diperkirakan lebih kuat dibanding normalnya sehingga berpotensi mengurangi peluang pembentukan awan dan hujan di wilayah Indonesia khususnya bagian selatan"

Kondisi tersebut membuat wilayah Indonesia terutama bagian selatan menjadi lebih dingin dibandingkan biasanya. Monsoon Dingin Australia juga menyebabkan suhu udara musim kemarau di Indonesia menjadi lebih dingin dari musim hujan. Karena dua faktor di atas, cuaca malam hari sekarang menjadi lebih dingin.

0 comments

    Leave a Reply