Indonesia Perkuat Agenda Green Finance dan Pasar Karbon dalam Dialog Strategis dengan Mitra Inggris | IVoox Indonesia

September 28, 2025

Indonesia Perkuat Agenda Green Finance dan Pasar Karbon dalam Dialog Strategis dengan Mitra Inggris

William Sabandar, COO Indonesian Business Council
William Sabandar, COO Indonesian Business Council, dan tim IBC bersama dengan H.E. Dr. Desra Percaya, Duta Besar Indonesia untuk Inggris. IVOOX.ID/doc IBC

IVOOX.id – Indonesia terus memperkuat posisinya sebagai pemain penting dalam ekonomi hijau dan digital melalui rangkaian pertemuan strategis dengan sejumlah mitra di Inggris. Dialog ini menjadi ajang penting untuk membangun kolaborasi di bidang green finance, pasar karbon, sekaligus memperkenalkan Indonesian Business Council (IBC) sebagai asosiasi bisnis baru yang berfungsi sebagai wadah riset dan advokasi kebijakan.

Di Edinburgh, rangkaian agenda dimulai dengan partisipasi William Sabandar, COO IBC, dalam SDG Hive panel bertema Trump Effect and the Impact of ESG Financing bersama Hans Stegeman, Chief Economist Triodos Bank. Pada pembukaan Global Ethical Finance Initiative (GEFI), William juga menyampaikan keynote speech The Great Transition Challenge dari perspektif ASEAN dan Indonesia. Dalam paparannya, ia menekankan perlunya perbaikan arsitektur global dengan menyoroti tiga arah transisi besar, yakni multipolarisme geopolitik, ekonomi hijau-digital, serta transisi energi dan iklim.

“Melalui kunjungan ini, kami juga merencanakan UK-Indonesia Roundtable pada IES 2026 mendatang. Kunjungan ini juga kesempatan untuk menunjukkan bagaimana Indonesia membangun fondasi ekonomi masa depan: kerangka ekonomi digital yang kokoh, sistem keuangan yang semakin dalam dan berkelanjutan, serta pasar karbon yang kredibel dan terintegrasi dengan standar internasional,” ujar William dalam keterangan resmi yang diterima ivoox.id Selasa (23/9/2025).

Pertumbuhan ekonomi digital Indonesia tercatat solid, dengan Gross Merchandise Value (GMV) mencapai US\$90 miliar pada 2024, tumbuh 13% dari tahun sebelumnya. Sementara itu, pasar karbon melalui IDXCarbon yang diluncurkan pada 2023 sudah mencatat transaksi hampir 1,59 juta ton CO₂e dengan nilai Rp77,96 miliar hingga Agustus 2025. Kombinasi ini dinilai membuka peluang Indonesia menjadi pusat ekonomi hijau-digital di Asia Tenggara.

Selain bertemu jajaran GEFI, IBC juga menjajaki kerja sama dengan Equilibrium Futures dan London Stock Exchange Group (LSEG) terkait pengembangan Voluntary Carbon Market. Diskusi berlanjut ke London, di mana delegasi IBC bertemu Duta Besar Indonesia untuk Inggris, H.E. Dr. Desra Percaya, serta sejumlah mitra seperti Anglo-Indonesian Society, UK-ASEAN Business Council, TheCityUK, hingga Asia House. Fokus pembahasan meliputi pendalaman sektor keuangan, pembiayaan transisi energi, serta tata kelola pasar karbon yang kredibel.

Menurut William, pertemuan ini sekaligus menjadi ajakan bagi mitra internasional untuk menghadiri Indonesia Economic Summit (IES) 2026 yang akan digelar di Jakarta pada 3–4 Februari 2026 dengan tema Coming Together to Boost Resilient Growth and Shared Prosperity.

“IES 2026 akan menjadi forum global untuk mengkonsolidasikan upaya Indonesia dan mitra internasional dalam mendorong pertumbuhan inklusif dan hijau,” kata William.

0 comments

    Leave a Reply