Indonesia Manfaatkan China International Fair for Investment & Trade (CIFIT) 2018 Untuk Gaet Investor

IVOOX.id, Tiongkok -- Pada tanggal 8-11 September 2018, kegiatan China International Fair for Investment & Trade 2018 diselenggarakan di Xiamen International Conference and Exhibition Center di Xiamen, Propinsi Fujian, Tiongkok. Kegiatan ini terdiri atas seminar, forum investasi internasional, pameran,dan symposium business matchmaking di atas lahan seluas 138 ribu meter per segi.
Pada tahun 2016, CIFIT dihadiri oleh lebih dari 120 ribu pengunjung dan dimanfaatkan oleh 5000 exhibitors dari berbagai negara dari belahan dunia. Pelaksanaannya tahun ini telah dipastikan melampaui jumlah tersebut.
Delegasi Pemerintah Indonesia yang dipimpin oleh Kepala BKPM, dihadiri pula oleh instansi Pemerintah terkait seperti Kementerian Luar Negeri, Kementerian Perindustrian, KBRI Beijing, KJRI Guangzhou, beserta pihak swasta dari Indonesia memanfaatkan kegiatan CIFIT. Rangkaian kegiatan CIFIT dimanfaatkan secara maksimal untuk meningkatkan investasi ke Indonesia melalui forum investasi internasional, pameran, seminar, pelaksanaan market sounding serta pertemuan kerjasama dengan pihak-pihak lainnya.
Dalam International Investment Forum CIFIT, Kepala BKPM, Thomas T. Lembong menyampaikan pidato di hadapan para pemimpin negara. Dalam pidatonya disampaikan bahwa adalah ancaman terbesar saat ini adalah ketergantungan yang berlebihan terhadap Dollar AS sehingga memberikan beban yang berat terhadap keuangan negara berkembang di saat negara berkembang justru menyumbangkan 60 persen pertumbuhan ekonomi dunia. Oleh karenanya, di tengah ketidakpastian dan tantangan yang semakin besar, merupakan hal yang mendesak bagi negara berkembang untuk secara proaktif mendiversifikasikan investasi, perdagangan dan pariwisata untuk menjauh dari Dollar AS dan beralih ke mata uang lain seperti Poundsterling, Euro, Yen, dan bahkan Renminbi.
Menurut Thomas T. Lembong, untuk mengatasi hal ini juga diperlukan solusi yang visionaris dan berani. Indonesia sebagai negara ke-4 dengan populasi terbesar di dunia yaitu 260 juta jiwa dan 60 persen penduduknya berusia di bawah 30 tahun, ekonomi terbesar ke-16 dengan GDP di atas 1 Trilyun, serta pertumbuhan ekonomi di atas 5%, Indonesia memiliki hubungan yang baik dengan Tiongkok. Indonesia juga siap mengembangkan kerjasama lebih jauh dengan Tiongkok dan berbagai negara di dunia untuk saling mendukung, mendukung kawasan dan dunia, serta mendukung sama lain. Hal ini mengingat Indonesia juga memiliki kesamaan prinsip yaitu mendukung multilateralisme dan sistem global yang berdasarkan pada peraturan yang ada.
Selain forum investasi internasional, dilaksanakan pula kegiatan Market Sounding atas kerjasama KJRI Guangzhou, BKPM, dan didukung oleh China Council for the Promotion of Investment and Trade (CCPIT) Xiamen di sela-sela kegiatan CIFIT. Market Sounding dibuka oleh pidato Konjen RI Guangzhou, Bapak Gustanto. Konjen RI di Guangzhou menyampaikan bahwa Pemerintah Indonesia telah melakukan banyak upaya untuk memperbaiki iklim investasi yang diakui oleh badan-badan di dunia. Perekonomian Indonesia yang stabil dan pertumbuhan yang baik, serta adanya pembentukan Indonesia Infrastructure Guarantee Fund akan memberikan kepercayaan yang lebih baik kepada investor. Hal lainnya yang diinisiasi Pemerintah adalah pelaksanaan sistem Online Single Submission yang akan mempermudah investor dalam berinvestasi di Indonesia. Market sounding dihadiri sekitar 50 lebih pengusaha dari berbagai perusahaan Tiongkok yang mencari kesempatan berinvestasi di Indonesia dalam berbagai sektor. Selain itu, Wakil Ketua CCPIT Xiamen juga dalam pidatonya turut mengajak pengusaha Tiongkok untuk berinvestasi di Indonesia dan mendukung hubungan yang lebih baik antara Indonesia dan Tiongkok, khususnya Xiamen.
Sementara di tempat lainnya di Xiamen, Duta Besar RI Beijing bersama sama Ketua Kadin untuk Investasi Reza Maspaitella dan Hadi Lee dari Glexindo, serta perwakilan dari Pemda Papua yaitu Rika Monim, Kepala Biro Perekonomian dan Sumber Daya Alam Propinsi Papua, dan Ir John Way,M.Si, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu Provinsi Papua juga hadir dalam CIFIT bertemu dengan pihak Xiamen Free Trade Zone. Pertemuan dengan Lin Zhenya, Direktur Administrasi Xiamen Area of China (Fujian) Pilot Free Trade Zone (Economic Development Bureau), serta pihak kantor Walikota Xiamen, yang diinisiasi oleh Dr. Andrew Zheng, dari Shenzhen Fountain Group bertujuan mendorong kerjasama Shenzhen Fountain Group, Xiamen Free Trade Zone, dengan Wilayah Indonesia Bagian Timur khususnya Papua dan Maluku untuk tingkatkan investasi di daerah tersebut. (Adhi Teguh)

0 comments