Indonesia-China Sepakat Bangun Kawasan Industri Proyek TCTP di Batang, Bintan, dan Fujian | IVoox Indonesia

June 2, 2025

Indonesia-China Sepakat Bangun Kawasan Industri Proyek TCTP di Batang, Bintan, dan Fujian

Presiden Prabowo Subianto (kedua kanan) bersama Perdana Menteri China Li Qiang
Presiden Prabowo Subianto (kedua kanan) bersama Perdana Menteri China Li Qiang (kedua kiri) menyaksikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (kanan) dan Menteri Perdagangan China Wang Wentao (kiri) menunjukkan naskah memorandum saling pengertian kerja sama kedua negara di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (25/5/2025). Indonesia dan China telah menyepakati delapan poin kerja sama dan menandatangani empat poin MoU tambahan oleh masing-masing pejabat tinggi sebagai bukti kemitraan yang solid di berbagai bidang strategis. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/tom

IVOOX.id – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, Indonesia dan China sepakat untuk membangun kawasan industri yang merupakan bagian dari implementasi proyek Two Countries Twin Parks (TCTP).

Hal itu ditandai dengan penandatanganan dua nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian yang berfokus pada penguatan industri dan rantai pasok serta implementasi proyek TCTP.

Airlangga mengatakan melalui kerja sama ini, Indonesia ingin mengembangkan Kawasan Industri Terpadu Batang menjadi seperti kawasan industri di daerah Shenzhen Tiongkok, sebagai implementasi dari proyek TCTP.

“Proyek Two Countries Twin Parks yang kami rencanakan berlokasi di Batang dengan luas sekitar 500 hektare, dan diharapkan dapat dikembangkan menjadi seperti Shenzhen-nya Indonesia,” kata Airlangga dalam siaran pers, Selasa (27/5/2025).

Selain Kawasan Industri Terpadu Batang, terdapat daerah Bintan di Kepulauan Riau yang akan dikembangkan menjadi kawasan industri seperti di Provinsi Fujian, China.

“Selain itu, terdapat juga kawasan di Bintan yang berada dalam Kawasan Industri Bintan, sementara mitranya di Tiongkok berada di Provinsi Fujian. Secara keseluruhan, terdapat tiga kawasan industri yang dijalin dalam kerja sama ini,” ujarnya.

Menurut Airlangga, proyek ini akan membuka investasi asing untuk masuk dan menyerap lapangan pekerjaan. Dia memperkirakan untuk proyek di Batang pengembangan awal akan membutuhkan investasi senilai USD3 miliar.

“Ya, tentu investasi akan masuk, dan juga ada komitmen untuk memperkuat rantai pasok kedua negara. Kalau minimal Batang itu pengembangan awal itu USD3 miliar. Yang lain sedang dalam proses,” ujarnya.

Dengan terwujudnya proyek kerja sama kawasan industri melalui skema TCTP, katanya diharapkan dapat memperkuat konektivitas rantai pasok, mendorong masuknya investasi berkualitas, serta menciptakan lapangan kerja yang berdampak langsung bagi pertumbuhan ekonomi nasional.

“Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, akan terus mengawal implementasi inisiatif strategis ini agar memberikan manfaat nyata bagi kedua negara secara berkelanjutan,” katanya.

0 comments

    Leave a Reply