Indonesia Bangun Industri Baterai Listrik Terintegrasi | IVoox Indonesia

July 5, 2025

Indonesia Bangun Industri Baterai Listrik Terintegrasi

antarafoto-pembangunan-proyek-ekosistem-industri-baterai-kendaraan-listrik-terin
Pekerja mengoperasikan alat berat untuk membangun proyek ekosistem industri baterai kendaraan listrik terintegrasi di Artha Industrial Hill, Karawang, Jawa Barat, Minggu (29/6/2025). Proyek baterai kendaraan listrik yang merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) tersebut memiliki nilai investasi proyek mencapai 5,9 miliar dolar AS dan mencakup area seluas 3.023 hektare, dengan potensi penyerapan tenaga kerja hingga 8.000 orang, serta pengembangan 18 proyek infrastruktur, termasuk dermaga multifungsi. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

IVOOX.id – Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto, didampingi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia melakukan Groundbreaking Ekosistem Industri Baterai Listrik Terintegrasi Konsorsium PT Aneka Tambang Tbk bersama Indonesia Battery Corporation dan perusahaan joint venture CATL, Brunp, dan Lygend (Konsorsium ANTAM-IBC-CBL), yang dilaksanakan di dua tempat secara bersamaan yakni di Karawang, Jawa Barat, dan di Halmahera Timur, Maluku Utara.

Bahlil menyampaikan bahwa proyek ini akan memiliki kapasitas produksi baterai kendaraan listrik sebesar 6,9 Giga Watt Hour (GWh) yang kemudian akan ditingkatkan menjadi 15 GWh. Hal ini kata dia akan mengokohkan posisi Indonesia sebagai produsen baterai kendaraan listrik terbesar di Asia Tenggara.

"15 GWh ini sama dengan kalau kita konversi ke baterai mobil, itu kurang lebih sekitar 250 ribu sampai 300 ribu mobil. Dan atas arahan Bapak Presiden kemarin, untuk kita bangun tidak hanya baterai mobil, tapi juga baterai untuk mengisi listrik dengan mempergunakan solar panel. Dan kemarin sudah kita bicarakan, sampai tadi malam, dan insya Allah mereka bersedia untuk kita kembangkan agar semua produk ada dalam negeri," ujar Bahlil dalam siaran pers Rabu (2/7/2025).

Menurut Bahlil proyek industri baterai listrik terintegrasi ini merupakan ekosistem baterai berbasis nikel terintegrasi pertama di dunia dan terbesar di Asia Tenggara. Ekosistem ini mulai dari pertambangan nikel di Halmahera Timur hingga produksi baterai kendaraan listrik di Karawang.

Adapun pada kawasan industri energi baru Feni Haltim (FHT) Halmahera Timur mencakup lima subproyek utama, yaitu: Pertambangan nikel senilai USD 500 juta/IDR 7,6 triliun dengan kapasitas 10 juta ton per tahun. RKEF (Rotary Klin Electric Furnace) senilai USD 1,4miliar/IDR 22,4 triliun dengan kapasitas 88 ribu tonFeNi per tahun.

Kemudian HPAL (High Pressure Acid Leach) senilai USD 1,9 miliar/IDR 30,4 triliun dengan kapasitas 55 ribu ton MHP per tahun. Material Baterai Katoda senilai USD 700 juta/IDR 11,2 triliun dengan kapasitas per tahun sebesar 16 ribu ton Ni Nikel Sulfat, 30 ribu ton Ni Prekursor, dan 30 ribu ton Ni Material Aktif Katoda. Daur ulang baterai senilai USD 200 juta/IDR 3,2 triliun dengan kapasitas 20 ribu ton per tahun

Sementara satu subproyek lainnya berlokasi di Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat, yakni Proyek Sel Baterai senilai USD 1,2 miliar/IDR 19,2 triliun dengan kapasitas 15 GWh.

Secara keseluruhan, proyek ini mencakup rencana investasi hingga hampir USD 6 miliar dengan potensi penciptaan 35 ribu lapangan kerja secara langsung dan tidak langsung, serta berkontribusi USD 42 miliar kepada Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia setiap tahunnya.

0 comments

    Leave a Reply