Indonesia akan Impor 500 ton Beras pada Desember

IVOOX.id - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menyebutkan 500 ribu ton beras dari total kuota impor tambahan 1,5 juta ton akan tiba di Indonesia pada pertengahan Desember 2023.
"Hari ini, sudah terkontrak dari 1,5 juta ton itu 500 ribu ton. Sebanyak 500 ribu ton ini akan datang ke Indonesia paling lambat pertengahan Desember. Sudah kita hitung, saya sudah kerja sama Pelindo dengan semua, sehingga dari penghitungan itu bisa dipastikan pertengahan Desember," katanya saat ditemui di Kantor Pusat Perum Bulog, Jakarta, Rabu (18/10/2023).
Dia menambahkan sebanyak 500 ribu ton beras impor tersebut didatangkan dari berbagai negara. Sementara untuk kuota penugasan awal impor beras sebesar dua juta ton, lanjutnya, masih tersisa 170 ribu ton yang akan tiba di Indonesia pada November 2023.
"Kurang lebih sekarang tinggal 170 ribu ton yang akan datang, sedang dalam perjalanan. Semua nanti November akhir itu pasti sudah datang dari yang dua juta ton itu, sudah clear," kata Buwas, panggilan akrab Budi Waseso.
Badan Pangan Nasional (BPN) telah menugaskan Perum Bulog untuk mengimpor beras sebanyak dua juta ton untuk cadangan beras pemerintah (CBP) melalui surat penugasan yang ditandatangani pada 24 Maret 2023.
Kemudian, Pelaksana Tugas Menteri Pertanian Arief Prasetyo Adi mengatakan pemerintah akan menambah impor beras sebanyak 1,5 juta ton untuk memenuhi kebutuhan beras dalam negeri guna menghadapi kekeringan panjang El Nino.
"Penambahan 1,5 juta ton, berapa pun yang bisa masuk untuk mem-back up lebih baik," katanya di Gedung Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin (9/10/2023).
Untuk sumber beras impor, Arief mengatakan Vietnam dan Thailand menjadi dua negara importir beras paling besar.
Sebelumnya, Budi Waseso menjelaskan impor beras sebanyak 1 juta ton dari China akan dilakukan jika stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) belum memenuhi kebutuhan nasional di tengah periode kekeringan panjang El Nino.
Dirut yang akrab disapa Buwas itu menjelaskan saat ini pemerintah masih berupaya memenuhi kuota penugasan impor beras dari negara-negara lain seperti Thailand, Vietnam, Kamboja, Myanmar dan Pakistan.
"China sudah pasti tapi dengan situasi sekarang, sudah nanti lah itu terakhir kita realisasikan setelah kita tidak bisa lagi mengambil dari negara-negara lain. Negara-negara ini kan tidak ada ikatan sama kita, kalau China sudah terikat berarti kita sudah punya cadangan 1 juta ton (beras) di China," ungkap Buwas saat ditemui di Kantor Pusat Perum Bulog, Jakarta Selatan pada Rabu.
Lebih lanjut Buwas menerangkan, pemerintah Indonesia yang diwakili oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dan pemerintah China telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) terkait kerja sama impor beras pada Selasa (17/10/2023).
Penandatanganan nota kesepahaman tersebut dilakukan saat Erick mendampingi Presiden Joko Widodo dalam kunjungan kerjanya ke Negeri Tirai Bambu itu untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-3 Belt Road Forum (BRF).
"Kemarin pak Presiden ke sana, melalui Menteri BUMN Pak Erick Thohir menandatangani kesepakatan kerja sama," ungkap Buwas.
Rencana impor beras dari China, kata Buwas, merupakan langkah dari pemerintah untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat dari kekhawatiran terhadap ancaman kenaikan harga beras.
"Itu kan jaminan buat saya, supaya masyarakat juga aman, ada rasa aman, tidak ada ketakutan 'jangan-jangan nanti Bulog tidak dapat, harga beras naik, itu tidak ada," ujarnya.

0 comments