Implementasi "Normal Baru" Tidak Mudah dan Butuh Biaya

IVOOX.id, Jakarta - Pelaku usaha diingatkan dapat menyiapkan protokol kesehatan yang tepat dalam rangka menyambut kondisi normal baru atau new normal, lalu tentu harus ingat bahwa implementasi protokol tidak mudah dan butuh biaya.
“Menurut saya ada beberapa syarat untuk menjalankan new normal, salah satunya adalah syarat teknis yang harus dipenuhi seperti social distancing dan protokol kesehatan,” kata Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad diberitakan Antara, Rabu (27/5).
Tauhid mengatakan persiapan protokol kesehatan menjadi hal utama dalam menyambut kondisi normal baru mengingat kasus COVID-19 di Indonesia masih tergolong tinggi dan belum menunjukkan adanya penurunan.
“Tidak apa-apa sosialisasi soal new normal tapi ini lihat dulu indikator (protokol kesehatan) yang penting,” ujarnya.
Tauhid menuturkan terkait rencana pemerintah yang mulai membuka kembali aktivitas perekonomian seperti tempat perbelanjaan akan membutuhkan penanganan dan persiapan protokol kesehatan yang berbeda-beda.
“Apa pasar dan mal siap dengan situasi seperti itu karena agak berat, terutama bagi usaha yang sangat mengandalkan kerumunan massa, termasuk mal akan berkurang separuh,” jelasnya.
Menurutnya, dalam mempersiapkan protokol kesehatan membutuhkan biaya banyak dan tidak mudah, seperti restoran yang harus menyiapkan tempat makan dengan tingkat privasi lebih tinggi karena tidak bisa memasukkan orang lebih banyak.
“Ini tidak mudah dan perlu biaya. Bukan sekadar mal dibuka tapi masing-masing usaha juga harus diatur,” tegasnya.
Tak hanya itu, Tauhid juga menegaskan bahwa kesadaran masyarakat terkait physical distancing turut menjadi prioritas, sehingga pemerintah masih perlu terus memberikan sosialisasi tentang protokol kesehatan yang baik dan benar.
“Masyarakat kita agak kurang begitu baik dan cenderung abai bisa dilihat dari antusias mudik,” ujarnya.
Ia mengatakan adanya pengawasan terhadap kesehatan maupun sanksi kepada pelanggar juga sangat dibutuhkan, sehingga skenario normal baru dapat terlaksana dengan baik tanpa menambah jumlah kasus COVID-19.
“Pelaksanaan new normal butuh orang mengawasi jauh lebih banyak, tapi susah kalau hanya mengandalkan kesadaran masyarakat apalagi tidak ada sanksi,” katanya.
Sementara itu Tauhid memperkirakan kebijakan pemerintah terkait kenormalan baru akan mampu mendorong sektor usaha untuk bisa berproduksi dan normal kembali sehingga perekonomian perlahan membaik.
Di sisi lain ia menyatakan upaya perbaikan ekonomi akan membutuhkan waktu lama dan upaya besar mengingat dalam tatanan normal baru masyarakat tetap mengonsumsi barang-barang yang termasuk kebutuhan primer.
“Dunia usaha juga sedang punya beban keuangan yang lebih berat sekarang karena mereka masih punya tanggungan likuiditas yang kurang untuk kebutuhan belanja, untuk modal kerjanya,” kata Tauhid.

0 comments