IHSG Diproyeksikan Bergerak Naik di Kisaran 5.300-5.350

iVooxid, Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan awal pekan ini, Senin (30/01/2017), diperkirakan bergerak pada kisaran 5.300-5.350 dengan tren menguat. Perkiraan itu dibuat berdasarkan kondisi IHSG pada akhir pekan lalu yang turun 9,27 poin, atau 0,17%, ke level 5.308,36.
Dalam laporan riset harian, Yuganur Wijanarko, analis PT KGI Sekuritas Indonesia, mengungkapkan, kendati sering dihantam aksi jual oleh para pelaku pasar yang tidak kuat terhadap volatilitas regional dan EIDO, aksi beli yang cukup berani dilakukan oleh beberapa pelaku pasar yang masih optimistis diharapkan dapat menopang tren kenaikan indeks dalam jangka pendek selanjutnya di kisaran 5.350-5.410.
EIDO adalah kepanjangan dari iShares MSCI Indonesia Investable Market Index Fund, yakni indeks reksadana sejenis ETF di New York Stock Exchange (NYSE), yang didalamnya terdapat saham-saham Indonesia yang dipilih berdasarkan kriteria dari Morgan Stanley Composite Index (MSCI).
EIDO memberikan kesempatan bagi investor global yang tidak dapat berinvestasi di pasar saham Indonesia, sehingga mereka dapat secara langsung berinvestasi dengan cara membeli EIDO yang diberlakukan mirip seperti reksadana.
Menurut Yuganur, para pelaku pasar direkomendasikan untuk melakukan akumulasi secara intensif dan agresif pada beberapa saham berkapitalisasi besar dan saham-saham lapis kedua yang dapat mendorong kenaikan IHSG. Saham-saham yang dipilih Yuganur untuk diakumulasi secara agresif dan intensi tersebut adalah BBTN, SSIA, PTBA dan WSKT.
Saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) yang ditutup naik Rp20 menjadi Rp1.925 per unit pada akhir pekan lalu ditargetkan dapat mencapai harga Rp2.120 per unit. Secara teknikal, saham bank BUMN tersebut kini sedang mengalami perbaikan tren harga untuk jangka pendek dan menengah karena ekspektasi kinerja 2017 sehingga menarik untuk diakumulasi.
Saham PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) yang harganya hingga akhir pekan lalu bertengger pada level Rp615 per unit cukup baik untuk dikoleksi. Pasalnya, momentum perbaikan harga saham emiten properti ini dalam jangka pendek dan menengah dapat digunakan sebagai peluang untuk mengikuti kenaikan harga selanjutnya menuju titik resistensi psikologisnya pada level Rp750 per unit.
Saham PT Tambang Batu Bara Bukit Asam Tbk (PTBA) yang harganya ditutup naik Rp25 menjadi Rp10.825 per unit pada akhir pekan lalu cukup menarik untuk dibeli. Pasalnya, valuasi saham tersebut hingga kini masih murah pasca penurunan harga komoditas global ke titik terendah dalam 10 tahun terakhir ini. Harga saham ini diperkirakan bakal tembus Rp11.500 per unit dalam jangka menengah.
Saham PT Waskita Karya Tbk (WSKT) berpotensi naik mencapai Rp2.700 per unit setelah saham BUMN konstruksi itu ditutup turun Rp10 menjadi Rp2.570 per unit pada akhir pekan lalu. Pasalnya, harga WSKT saat ini masih mengalami perbaikan dalam jangka pendek dan menengah. Perbaikan harga WSKT tersebut berpeluang mencapai titik resistensinya pada level Rp2.700.[abr]

0 comments