IDI: Vaksinasi Mandiri Jangan Jadi Lahan Bisnis Bagi RS | IVoox Indonesia

April 26, 2025

IDI: Vaksinasi Mandiri Jangan Jadi Lahan Bisnis Bagi RS

vaksin-lampung
Petugas vaksinator menunjukkan vaksin COVID-19 produksi Sinovac yang akan disuntikkan kepada sejumlah pejabat pada tahap kedua vaksinasi di Kantor Pemkot Bandar Lampung, Lampung, Jumat (29/1/2021). Vaksinasi tahap dua di Bandar Lampung ditargetkan sebanyak 9.624 dosis vaksin Sinovac bagi tenaga kesehatan di Kota Bandar Lampung. FOTO ANTARA / Ardiansyah

IVOOX.id, Bandarlampung - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Bandarlampung mengemukakan bahwa vaksinasi mandiri jangan sampai menjadi lahan bisnis bagi rumah sakit.

Ketua IDI Cabang Bandarlampung dr Aditya M. Biomed, Senin, menegaskan rumah sakit tidak boleh sembarangan dan mengambil keuntungan dari vaksinasi jika memang pemerintah mengizinkannya.

"Kita kecam keras bila itu sampai terjadi, karena di masa pandemi ini tidak boleh menumpuk kekayaan semata dari vaksinasi mandiri," kata dia, seperti dikutip Antara.

Apalagi, kata dia, informasi yang didapatkannya sudah ada sejumlah masyarakat yang memesan vaksin untuk melakukan vaksinasi mandiri.

"Saya dengar sudah ada yang inden dan segala macem, artinya nanti hanya orang-orang kaya saja yang boleh vaksinasi, padahal kita ini sedang bertaruh masalah kesehatan," kata dia.

Dia menyarankan lebih baik masyarakat yang ingin melakukan vaksinasi agar memakai vaksin yang sudah jelas direkomendasikan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan dijamin kehalalan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).

​​​​​​"Secara pribadi, kalau saya kurang setuju, apalagi vaksinasi mandiri itu memakai vaksin Pfizer dan AstraZenecca yang sebenarnya pengetahuan kita belum cukup, teknik dan teknologinya baru, kalau mau ya pakai rekomendasi BPOM yang sudah jelas," kata dia.

Namun, lanjut dia, apabila pemerintah pusat mengizinkan rumah sakit melakukan vaksinasi mandiri dengan vaksin Pfizer dan AstraZenecca, silakan saja dimanfaatkan kesempatan itu.

"Tapi apakah berani mengambil risikonya," kata dia.

0 comments

    Leave a Reply