Hujan Biang Kerok Harga Cabai Naik, 70 Persen Tanam Jawa Tengah Gagal Panen

IVOOX.id – Ketua Asosiasi Champion Cabai Indonesia (ACCI) Tunov Mondro Atmojo, membeberkan penyebab terjadinya kenaikan harga cabai di awal tahun 2025 ini. Menurutnya banyak petani cabai yang gagal panen lantaran tanamannya tergenang banjir.
"Penyebab kenaikan harga ini yang pasti karena banjir atau kalau bahasa kami, tergenang air tanaman kami. Itu kalau cabai, tergenang air dalam kurun waktu 1 bulan, tidak akan pernah ada yang kuat," ujar Tunov dalam siaran pers dikutip Minggu (12/1/2025).
Bahkan kata dia di daerah Jawa Tengah banyak petani cabai yang justru mengalihkan lahannya untuk tanaman lain. Hal itu kata dia lantaran hampir 70 persen petani gagal panen cabai gegara musim hujan.
"Kalau di wilayah Jawa tengah itu bisa sampai 70 persen, kegagalan karena hujan. (Selain itu) produktivitas turun karena rontok bunga (akibat) hujan, angin. Itu bunga banyak yang rontok akhirnya probabilitas per pohon itu berkurang drastis bisa sampai di 50 persen. (Lalu) petani banyak yang mengganti (tanam cabai dengan) komoditas tanaman lain," ujar Tunov.
Ia juga mengutarakan transisi sentra panen cabai juga turut mempengaruhi pasokan. Katanya, saat Jawa Timur selesai panen akan beralih ke masa panen di Jawa Tengah dan Jawa Barat. Ini kerap terjadi di awal, tengah, dan akhir setiap tahunnya.
"Terakhir, (terjadinya) hujan dari pagi, sangat berpengaruh. Misalnya kami di Jawa Tengah, hujan dari pagi, hari ini tidak ada yang panen, untuk besok di Jakarta stok pasti akan kosong di pasar. Makanya ini yang menyebabkan fluktuasi tinggi. Kalau besok cuacanya mendukung, petani akan serempak panen, maka harga akan terkoreksi lumayan tajam," katanya.
Guna mengantisipasi itu, Tunov mengatakan Kementerian Pertanian telah mengimbau untuk segera dilakukan penggantian terhadap tanaman yang rusak. Ini supaya di Februari dan Maret hingga Idulfitri nanti, stok cabai dapat tercukupi.
Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan NFA I Gusti Ketut Astawa mengatakan, fluktuasi harga cabai, baik di tingkat produsen maupun konsumen, di awal tahun merupakan tren berulang, setelah beberapa waktu sebelumnya harga cabai mengalami depresiasi
"Dapat kita lihat, harga cabai merah keriting di tingkat produsen di 2024 mulai menurun sejak September. Oktober agak di bawah. November harganya Rp 14.000 per kilo di petani. Ini sebenarnya para sedulur petani cabai kita sedih," kata Ketut.
"Di sisi konsumen juga sama. Sebenarnya Januari sampai Desember 2024, kalau kita rata-ratakan, harga yang diperoleh konsumen masih masuk di range harga acuan, baik batas bawah maupun batas atas," lanjutnya.
Deputi Ketut pun mengatakan tren harga cabai di awal 2025 persis seperti yang terjadi di awal 2024. "Memang di Januari tahun ini sama dengan periode sebelumnya. Rerata harganya di atas harga acuan kita. Nanti Februari mulai akan turun dan Maret akan masuk lagi ke range batas bawah dan batas atas," katanya.

0 comments