Holding Tambang Bikin Proyek Hilirisasi Puluhan Triliun Rupiah

IVOOX.id, Jakarta -- Holding BUMN Pertambangan yang dikomandoi PT Inalum (Persero) berencana membangun empat proyek hilirisasi tahun ini. Proyek tersebut bernilai puluhan triliunan rupiah.
Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin mengatakan, proyek pertama adalah hilirisasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME).
"Kenapa penting? Karena kita percaya DME bisa menggantikan LPG, LPG kita consume 7 juta ton per tahun, 5 juta ton impor," katanya di Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Jumat (1/2/2019).
Dia mengatakan, adanya DME diharapkan bisa mengurangi impor, serta memperbaiki defisit transaksi berjalan dan nilai tukar rupiah. Nilai proyek hilirisasi ini mencapai US$ 2 miliar atau setara Rp 28 triliun (kurs Rp 14.000).
"Ini mudah-mudahan akan jalan tahun ini. Tempatnya di Peranap miliknya Bukit Asam. Proyeknya sekitar US$ 2 miliar untuk produksi 1,4 miliar ton per tahun DME pengganti LPG," ujarnya.
Lalu, ada juga hilirisasi bauksit menjadi alumina. Budi mengatakan, Inalum dan PT Aneka Tambang Tbk akan memproduksi alumina sebanyak 1 juta ton.
"Mulai tahun ini kita bangun ini joint venture Inalum dengan Antam 1 juta ton kapasitas per tahun alumina dan proyeknya sekitar US$ 850 juta," ungkapnya.
Proyek ketiga adalah hilirisasi nikel. Namun, proyek ini kemungkinan belum bisa berjalan di 2019.
Terakhir, adalah hilirisasi bersama PT Freeport Indonesia (PTFI). Dia bilang, rencananya PTFI akan mengucurkan dana sebesar US$ 2,6 miliar atau setara Rp 36,4 trilun untuk membangun smelter.
"Ini proyek kita paling besar tempatnya Pak Tony Wenas kita akan sekitar 2 juta ton kapasitas dari copper smelter. Asalnya masuknya dari copper konsetrat. Proyeknya mungkin sekitar US$ 2,6 miliar," tutupnya. (Adhi Teguh)

0 comments