Harga Perak Melonjak Tajam, Pakar Ingatkan Risiko Koreksi Besar | IVoox Indonesia

October 19, 2025

Harga Perak Melonjak Tajam, Pakar Ingatkan Risiko Koreksi Besar

Head of Research & Chief Economist Rully Arya Wisnubroto
Head of Research & Chief Economist Rully Arya Wisnubroto dalam 'Media Day: October 2025 by Mirae Asset' bertema "Navigating the Market with Innovation, Strategy, and AI" Kamis (16/10/2025). IVOOX.ID/Fahrurrazi Assyar

IVOOX.id – Harga perak mencatat lonjakan tajam sepanjang tahun ini, bahkan melampaui kenaikan harga emas yang selama ini dikenal sebagai logam mulia paling stabil. Namun di balik reli gemilang tersebut, para analis memperingatkan potensi koreksi yang signifikan jika kenaikan terus berlanjut tanpa dukungan fundamental yang kuat.

Head of Research & Chief Economist Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Rully Arya Wisnubroto, menilai kenaikan harga perak yang terlalu cepat perlu diwaspadai. “Perak kalau misalkan sudah terlalu tinggi naiknya juga kemungkinan koreksinya juga besar kan,” ujarnya dalam acara Media Day di Jakarta, Kamis (16/10/2025).

Meski demikian, Rully tetap menilai perak memiliki fundamental yang solid berkat perannya dalam sektor industri dan teknologi. Ia menjelaskan, pesatnya inovasi teknologi telah mendorong peningkatan permintaan terhadap perak, terutama karena logam tersebut digunakan dalam berbagai komponen elektronik, panel surya, dan perangkat modern lainnya. “Ketika inovasi teknologi berkembang pesat, permintaan terhadap perak secara otomatis ikut meningkat,” katanya.

Lebih lanjut, Rully menyoroti perbedaan mendasar antara emas dan perak. Emas secara tradisional berfungsi sebagai aset lindung nilai atau safe haven yang diminati saat ketidakpastian ekonomi meningkat, sedangkan perak lebih dipengaruhi oleh kebutuhan industri dan perkembangan teknologi global. Dari sisi likuiditas, ia menilai pasar emas masih lebih aktif. “Emas dikenal lebih likuid di pasar dibandingkan perak, yang mungkin less liquid,” ujar Rully.

Sejak awal 2025, harga perak telah melonjak lebih dari 70%, jauh mengungguli kenaikan harga emas yang naik sekitar 50%. Reli ini bahkan memicu peringatan dari Goldman Sachs yang menyebutkan bahwa lonjakan perak berisiko tinggi karena tidak didukung oleh pembelian agresif dari bank sentral—faktor yang selama ini menjadi penopang utama reli harga emas.

Berdasarkan data dari LSEG, pada awal perdagangan global Senin (13/10/2025), harga perak sempat mencetak rekor tertinggi di level US$51,38 per ounce atau sekitar Rp834.000 (asumsi kurs Rp16.200 per dolar AS). Sementara itu, harga emas juga menembus rekor baru di kisaran US$4.060 per ounce, setara Rp65,7 juta, setelah sebelumnya melampaui ambang US$4.000.

Meski prospeknya masih menarik, para analis menilai investor perlu tetap berhati-hati mengingat volatilitas harga perak yang tinggi dan potensi koreksi yang dapat terjadi sewaktu-waktu.

0 comments

    Leave a Reply