Harga Minyak Berbalik Turun, Membawa Harga Sepekan WTI dan Brent Merosot | IVoox Indonesia

May 29, 2025

Harga Minyak Berbalik Turun, Membawa Harga Sepekan WTI dan Brent Merosot

Minyak Dunia

IVOOX.id, New York - Harga minyak mentah berjangka turun pada perdagangan akhir pekan, Jumat atau Sabtu (4/8) dinihari WIB, membalikkan kenaikan sesi sehari sebelumnya seiring kekhawatiran perang dagang akan memicu penurunan permintaan.

Harga minyak patokan AS, West Texas Intermediate (WTI), untuk pengiriman September anjlok 0,47 dolar AS menjadi 68,49 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Sementara itu, patokan internasional, minyak mentah Brent untuk pengiriman Oktober, turun 0,24 dolar AS ditutup pada 73,21 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.

Kedua kontrak acuan sempat diperdagangkan turun lebih dari satu dolar AS per barel. Minyak mentah AS mengakhiri minggu ini dengan penurunan 0,4 persen, sementara Brent merosot 1,5 persen sepanjang pekan ini.

Ketakutan bahwa permintaan China dapat berkurang karena perang dagang berdasarkan data bahwa perusahaan minyak utama negara itu, Sinopec, memangkas pembelian minyak mentah AS.

Unipec, unit perdagangan Sinopec, telah menghentikan impor minyak mentah dari Amerika Serikat akibat meningkatnya perselisihan perdagangan antara Washington dan Beijing, menurut sejumlah sumber.

Tiongkok mengatakan pihaknya berencana memberlakukan tarif pada gas alam cair, meningkatkan kekhawatiran bahwa negara itu juga dapat mengenakan tarif atas minyak, kata John Kilduff, mitra di Again Capital Management di New York.

Lapangan pekerjaan non pertanian AS naik pada Juli, tetapi defisit perdagangan AS mencatat peningkatan terbesar dalam lebih dari satu setengah tahun pada Juni, karena dorongan untuk ekspor dari pengiriman kedelai memudar dan harga minyak yang lebih tinggi mengangkat tagihan impor.

Departemen Perdagangan mengatakan pada Jumat (3/8), defisit perdagangan AS melonjak 7,3 persen menjadi 46,3 miliar dolar AS.

Produksi minyak Rusia naik 150.000 barel per hari (bph) pada Juli dari bulan sebelumnya menjadi 11,21 juta barel per hari, data kementerian energi menunjukkan pada Kamis (2/8).

Produksi oleh eksportir utama Arab Saudi juga telah meningkat baru-baru ini, menjadi sekitar 11 juta barel per hari, dan produksi AS juga berada di sekitar tingkat itu.

Arab Saudi, Rusia, Kuwait dan Uni Emirat Arab telah meningkatkan produksi mereka untuk membantu mengimbangi kemungkinan pengurangan dalam pasokan minyak mentah Iran, setelah rencana sanksi AS mulai berlaku tahun ini.

Tetapi penghentian total pasokan Iran tampaknya tidak mungkin, karena Bloomberg melaporkan pada Jumat (3/8) bahwa Tiongkok, pelanggan terbesar Iran, telah menolak permintaan AS untuk memotong impor dari anggota OPEC tersebut.

0 comments

    Leave a Reply