Harga CPO Malaysia Tertekan Sejumlah Sentimen Negatif

iVOOXid, Jakarta – Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) Malaysia ditransaksikan turun ke posisi 2.692 ringgit Malaysia per ton. Itu disebabkan oleh penguatan kurs ringgit, penurunan harga minyak kedelai dan pesimisme terhadap laporan MPOB.
“Kemarin, harga CPO Malaysia itu sudah turun 1,5% menjadi 2.694 ringgit pada sesi penutupan perdagangan. Itu adalah penurunan tajam dalam dua pekan terakhir ini,†ujar Faisyal, analis PT Monex Investindo Future, di Jakarta, Rabu (11/10/2017).
Faisyal mengemukakan, jika terus turun hingga 2.685 ringgit per ton, maka harga CPO Malaysia tersebut berpotensi tertekan hingga 2.650 ringgit per ton.
“Tetapi jika harganya dapat bertahan, maka kemungkinan mencapai level 2.720 ringgit per ton bukanlah impian. Bahkan jika, level tersebut dapat ditembus, maka harga akan terus meluncur naik hingga mencapai 2.750 ringgit per ton,†papar Faisyal.
Kendati demikian, laporan Malaysian Palm Oil Board (MPOB) yang pesimis dinilai masih terus membebani pergerakan harga CPO Malaysia. Institusi itu melaporkan, cadangan CPO Malaysia pada September 2017 naik 4% dibanding Agustus 2017 sebanyak 2,02 juta ton.
Sementara itu, demikian MPOB, produksi CPO Malaysia pada periode tersebut turun 1,7% menjadi 1,78 juta ton, sementara ekspornya naik 1,8% menjadi 1,52 juta ton.
Sentimen negatif lainnya berasal dari data China Dalian Commodity Exchange (CDCE). Bursa komoditas Cina tersebut menyebutkan, nilai kontrak penjualan minyak kedelai untuk pengiriman Januari turun 0,9%. Sedangkan nilai kontrak komoditi serupa di Chicago Board of Trade (CBOT) juga terpangkas 0,5%.
Hingga pukul 11.04 WIB, kurs ringgit Malaysia terpantu di level 4,2140 per dolar AS, atau menguat sekitar 0,1%. Penguatan kurs ringgit Malaysia membuat harga CPO menjadi lebih mahal bagi para pemilik mata uang lainnya.[abr]

0 comments