Harga Beras di Pasar Internasional Turun usai Indonesia Umumkan Rencana Stop Impor | IVoox Indonesia

April 28, 2025

Harga Beras di Pasar Internasional Turun usai Indonesia Umumkan Rencana Stop Impor

antarafoto-stok-beras-2025-di-sumatera-barat-1736339173
Buruh angkut memindahkan beras di Gudang Bulog Sumatera Barat di Padang, Rabu (8/1/2025). Perum Bulog Wilayah Sumatera Barat telah menyalurkan sekitar 46.800 ton beras bantuan pangan kepada 390 ribu Keluarga Penerima Manfaat (KPM), sementara untuk awal tahun 2025 stok beras yang dimiliki sebanyak 20 ribu ton untuk alokasi empat bulan ke depan. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra

IVOOX.id – Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi menyebut rencana Indonesia untuk menyetop menyetop importasi beras di tahun 2025 turut mempengaruhi penurunan harga beras di pasar internasional.

Menurutnya penurunan harga beras di pasar Internasional usai Indonesia menyampaikan rencana stop impor cukup signifikan, yakni dari USD 640 per metrik ton, turun ke USD 590 sampai USD 400-an.

"Izin Pak Menko Pangan, ternyata kebijakan kita turut memicu harga beras di pasar dunia turun. Begitu Pak Menko sampaikan bahwa kita tidak mengimpor 4 produk pangan, salah satunya beras. Beras dari beberapa negara turun mulai dari USD 640 per metrik ton, turun lagi ke USD 590 sampai USD 490. Hari ini sudah dekat-dekat di USD 400-an. Jadi luar biasa kebijakan kita hari ini," ujar Arief dalam siaran pers dikutip Minggu (12/1/2025).

Berdasarkan data perkembangan harga beras putih 5 persen (Free on Board) dari beberapa negara yang dihimpun NFA, terlihat rerata harga beras dari Thailand, Vietnam, Pakistan, dan Myanmar pada Januari 2024 berada di rentang harga USD 622 sampai 655 per metrik ton.

Kemudian per 19 Desember 2024 yang merupakan momen setelah pengumuman stop impor beras Indonesia, juga mulai menurun di rentang USD 455 sampai 514 per metrik ton.

"Di bulan ini, India sudah mulai membuka keran ekspornya. Tren harga beras putih pun semakin menurun pada 8 Januari 2025 menjadi rentang USD 430 sampai 490 per metrik ton," katanya.

Sementara The FAO All Rice Price Index (FARPI) menyebutkan Indeks di Desember 2024 menurun 1,2 persen dibandingkan bulan sebelumnya menjadi 119,2 poin. Namun dilihat secara setahun penuh, rerata indeks FARPI di 2024 masih lebih tinggi 0,8 persen dibandingkan tahun 2023.

"Harga beras di dunia turun, namun harga petani kita disesuaikan lebih baik lagi, menjelang panen raya tahun ini. Sekali lagi terima kasih kebijakan kepada petani Indonesia," ujar Arief.

Kesejahteraan petani padi kata dia dapat tercermin dari perkembangan indeks Nilai Tukar Petani Pangan (NTPP). NTPP di Februari 2024 yakni 120,30 menjadi paling tinggi dibandingkan NTPP bulan-bulan sebelumnya selama 5 tahun terakhir. NTPP di Desember 2024 pun diklaim cukup baik dengan masih menorehkan lebih dari 100 dengan angka 108,90.

"Tentu kita ingin terus membentuk ekosistem pangan yang ideal. Di hulu, petani kita terus berproduksi dan memperoleh harga yang baik. Di hilir pun inflasi pun terkendali dengan baik," ujarnya.

0 comments

    Leave a Reply