GWM Dilonggarkan BI, Likuiditas Bank Mandiri Bertambah Rp4 Triliun | IVoox Indonesia

June 7, 2025

GWM Dilonggarkan BI, Likuiditas Bank Mandiri Bertambah Rp4 Triliun

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) tahun buku 2017 PT Bank Mandiri (persero) Tbk menyetujui pengangkatan Agus Dwi Handaya, Panji Irawan, Alexandra Askandar, dan Donsuwan Simatupang sebagai direksi baru perseroan periode 2018-2023, menyusul berakhir masa tugas Ogi Prastomiyono, Tardi, dan Kartini Sally sebagai direksi perseroan periode sebelumnya.  Pemegang saham juga mengangkat kembali Hery Gunardi menjadi direksi. Perubahan pengurus ini diharapkan dapat memperkuat kinerja perseroan dalam merealisasikan komitmen membangun negeri.  Dengan demikian, susunan Dewan Direksi Bank Mandiri terdiri atas Kartika Wirjoatmodjo (Direktur Utama), Sulaiman Arif Arianto (Wakil Direktur Utama), Royke Tumilaar (Direktur Corporate Banking), Hery Gunardi (Direktur Bisnis dan Jaringan), Ahmad Siddik Badruddin (Direktur Manajemen Risiko).  Lalu, ada Rico Usthavia Frans (Direktur Teknologi Informasi dan Operasi), Darmawan Junaidi (Direktur Treasurydan International Banking), Agus Dwi Handaya (Direktur Kepatuhan), Panji Irawan (Direktur Keuangan), Alexandra Askandar (Direktur Hubungan Kelembagaan), dan Donsuwan Simatupang (Direktur Retail Banking).  "Perubahan ini menjadi bentuk dukungan pemegang saham kepada pengurus perseroan dalam mendorong pencapaian target bisnis jangka pendek dan jangka panjang, baik dalam pengelolaan aset maupun penciptaan profitabilitas," ucap Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo di Jakarta, Rabu (21/3/2018).  Dia mengaku, perseroan juga akan terus berkontribusi pada program-program strategis nasional dalam rangka percepatan laju pertumbuhan ekonomi dan pemerataan kesejahteraan, termasuk dalam program infrastruktur dan program sosial kemasyarakatan.  Sebelumnya, Agus Dwi Handaya adalah SEVP Corporate Transformation & Finance Bank Mandiri dan Panji Irawan adalah Direktur Treasury & International BNI. Sementara Alexandra Askandar sebelumnya menjabat SEVP Corporate Banking dan Donsuwan Simatupang merupakan Direktur Risk Management BRI.

IVOOX.id, Jakarta - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mendapat tambahan likuiditas yang bisa disalurkan menjadi kredit senilai Rp4 triliun setelah Bank Indonesia (BI) melonggarkan rasio kewajiban penyimpanan dana terhadap Dana Pihak Ketiga atau Giro Wajib Minimum (GWM) sebesar 0,5 persen menjadi enam persen per 1 Juli 2019.

"Gara-gara GWM turun, dana kami bisa bertambah Rp4 triliun. Kami tidak perlu simpan di BI dan akan jadi uang tunai, bisa kami salurkan jadi kredit," ujar Direktur Keuangan Bank Mandiri Panji Irawan di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (4/7).

Bank Sentral mulai 1 Juli 2019 melonggarkan kebijakan moneter dengan memangkas rasio GWM rupiah hingga 50 basis poin (0,5 persen) untuk bank umum dan bank syariah.

Hal itu menjadi "kompensasi" setelah BI masih menahan suku bunga acuan 7-Day Reverse Repo Rate sebesar enam persen. Sebelumnya, BI juga menerapkan relaksasi dengan perhitungan rata-rata GWM (GWM Averaging) dalam setahun terakhir.

Panji mengatakan penurunan GWM itu akan menambah kemampuan likuiditas bank. Bank Indonesia mengestimasi akan terdapat tambahan likuditas terhadap industri perbankan secara keseluruhan senilai Rp25 triliun.

"Kami tidak ada masalah di likuiditas. Penurunan GWM juga tambah likuiditas Rp4 triliun dan ditambah instrumen non-konvensional seperti instrumen di pasar modal," ujar dia, dikutip Antara.

Meskipun demikian, Panji tidak membantah jika pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Mandiri kurang begitu menggembirakan di kuartal I 2019.

Merujuk pada laporan keuangan perseroan, DPK bank berlogo pita emas ini cuma tumbuh 7,6 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp827,8 triliun, sedangkan kredit naik 12,4 persen (yoy) menjadi Rp790,5 triliun pada kuartal I 2019.

Namun Panji mengatakan masih terdapat sumber pendanaan dari instrumen non-konvensional seperti instrumen utang di pasar modal sehingga likuiditas memadai. DPK pun diyakininya akan lebih baik dan menggeliat di kuartal II 2019,

"Peringkat kami dari lembaga pemeringkat Standard and Poor's (S&P's) juga naik. Jika kami butuh, kami bisa saja masuk ke pasar. Itu kalau butuh lagi," ujar dia.

Adapun di kuartal I 2019, Bank Mandiri mengantongi laba bersih sebesar Rp 7,2 triliun atau tumbuh 23,4 persen (yoy) dibandingkan kuartal I-2018 dengan raihan laba sebesar Rp5,9 triliun.

Penopang utama pertumbuhan laba Bank Mandiri pada paruh pertama tahun ini adalah pendapatan bunga yang tumbuh sebesar 15,05 persen (yoy) menjadi Rp 22,0 triliun.

0 comments

    Leave a Reply