GOTO Sudah Kehilangan 70% Nilai Sejak IPO April Silam

IVOOX.id, Jakarta - GoTo Group Indonesia telah kehilangan 68,5% dari nilai awalnya sebesar 400 triliun rupiah ($28 miliar) sejak penawaran umum perdana pada bulan April.
Sementara saham telah berdetak lebih rendah hampir sepanjang tahun, saham GoTo dijual setelah pemegang saham pra-IPO memilih keluar dari penawaran sekunder setelah penutupan berakhir pada 30 November.
GoTo Group adalah entitas gabungan antara dua perusahaan teknologi terbesar di Indonesia: raksasa ride-hailing Gojek dan marketplace e-commerce Tokopedia. Investor awal seperti SoftBank dan Alibaba telah menyetujui periode penguncian selama delapan bulan untuk mendukung harga saham GoTo setelah IPO.
Pada bulan Oktober, GoTo mengatakan sedang bekerja dengan pemegang saham pra-IPO untuk mengeksplorasi penawaran sekunder terkoordinasi dari saham mereka sebelum lock-up berakhir untuk memfasilitasi penjualan yang teratur melalui pasar yang dinegosiasikan.
Namun, itu tidak berhasil. Pada hari Rabu, hari terakhir penguncian, GoTo mengatakan para pemegang saham pra-IPO tersebut memutuskan untuk tidak melanjutkan penawaran sekunder.
Saham turun 7% menjadi 141 rupiah pada hari Kamis dan terus turun pada perdagangan Senin. Terakhir terlihat diperdagangkan mendekati 123 rupiah, memberikan valuasi perusahaan sekitar 126 triliun rupiah.
Perusahaan teknologi Asia Tenggara lainnya juga mengalami penurunan valuasi sejak go public. Pesaing Grab telah kehilangan 69% dari valuasi awalnya sekitar $40 miliar sejak pencatatannya di AS pada Desember 2021 melalui kendaraan akuisisi tujuan khusus. Perusahaan e-commerce Indonesia, Bukalapak, turun sekitar 70% dari penilaian awal sebesar $6 miliar sejak IPO di Jakarta pada Agustus 2021.
Pada bulan November, GoTo Group melaporkan akumulasi kerugian sembilan bulannya melonjak dari 11,58 triliun rupiah tahun lalu menjadi 20,32 triliun rupiah, bahkan kerugian kuartal ketiganya menyusut dengan pemotongan biaya.
Grup tersebut juga mengumumkan di bulan yang sama bahwa mereka akan merumahkan 12% tenaga kerjanya – atau sekitar 3.000 pekerjaan.(CNBC)

0 comments