Gorong-gorong dan Kesucian Ka’bah | IVoox Indonesia

April 26, 2025

Gorong-gorong dan Kesucian Ka’bah

Jokowi-Kabah-e1555423139785

IVOOX.id, Jakarta - INI adalah tulisan yang khusus bernarasi terkait seorang Presiden RI yang ke 7. Saat ini Presiden Jokowi bersama keluarga benar-benar beruntung. Ia mampu membawa Si Cinta dan keluarga masuk ke bangunan paling disucikan dalam agama Islam yakni Ka’bah. Kalau bukan karena izin Allah siapapun tidak akan bisa masuk sekeluarga dalam bangunan Ka’bah.

Subhanallah, Maha Suci Engkau yang memuliakan seseorang. Saya tiba-tiba teringat sejumlah bulian netizen dan hinaan yang sering ditujukan pada sosok Presiden Jokowi. Tidak sedikit ia dikatakan manusia plenga-plengo, cengkring, manusia got karena beliau terkadang masuk gorong-gorong.

Sungguh Allah tidak akan menghinakan hamba-Nya bila Ia benar-benar berkhidmat pada sesamanya. Jokowi masuk gorong-gorong dihinakan sebagai pencitraan dan modus. Bahkan sampai saat ini pun saat Jokowi keluar dari Ka’bah, tetap saja ada yang menghinakan.

Sungguh suara anjing itu menggonggong, suara kucing itu mengeong. Suara khas Allah berikan pada anjing dan kucing. Anjing menyalak dengan gonggongan dan kucing mengeong. Begitu pun manusia yang busuk hatinya akan selalu keluar komentar busuk. Kata-kata busuk keluar dari hati yang busuk.

Allah Maha Indah dan Maha Memperlihatkan. Si Busuk hati dan busuk ucapan yang mengatakan Jokowi manusia gorong-gorong, ia tetap berada di “gorong-gorong” secara mental. Namun Jokowi yang selalu dihina sebagian rakyat yang otaknya hina malah dimuliakan Allah melalui Raja Arab.

Si Cinta Ibu Iriana dan dua anak lelaki Jokowi kebawa beruntung. Ia masuk Ka’bah dimuliakan oleh penguasa Arab. Hanya orang mulia dan memiliki jabatan tinggi yang bisa masuk Ka’bah. Sungguh indah melihatnya. Siapapun pasti memimpikan bersama Si Cinta dan keluarga masuk Ka’bah. Keluarga utuh penuh cinta masuk Ka’bah, rumah Allah. Subhanallah,

Jokowi adalah sosok pemimpin yang unik, ia berani masuk gorong-gorong. Namun Allah melihat, gayanya ini menjadi branding dirinya.

Ia dihina, dianggap pencitraan dan dianggap action politik. Ia tak peduli. Ia melakukan hal yang menurutnya baik. Ia hanya kerja, kerja dan kerja. Bukan marah, marah dan marah.

Jokowi masuk got sendirian disaksikan para pejabat bawahannya. Saat ini Jokowi masuk Ka’bah disaksikan jutaan rakyat Indonesia dan dunia. Got yang terlihat kotor dan bau busuk ia lihat. Andaikan got dapat bicara mungkin ia akan mengatakan, “Jokowi Engkau pemimpin satu-satunya yang mau menjumpaiku”. Biasanya yang mau masuk dan membersihkanku adalah orang-orang yang dianggap hina.”

Dalam sebuah FB, saya pernah melihat wajah Jokowi dilumuri lumpur dan menyembul dari sebuah gorong-gorong. Plus kata-kata hinaan yan luar biasa. Mungkin pembaca pun pernah melihatnya di jejaring maya. Begitu dihinanya seorang simbol negara. Padahal hampir di semua ruang kelas di Indonesia ada foto beliau. Mungkin pelajar pada bingung, siapa sebenarnya yang hina?

Sungguh Allah Maha memuliakan. Jokowi bersama keluarga dimuliakan oleh Raja Arab untuk berumrah. Dibukakan pintu Ka’bah. Masuk di dalamnya. Sejumlah orang yang menyaksikan hanya kagum dan bengong. Bahkan beberapa berteriak, “Jokowi, Jokowi”. Bahkan sebagian mendoakan ia kembali menjadi presiden.

Hidup adalah sebuah dinamika. Ada yang mendoakan ada yang menghina. Doa datang dari orang mulia. Hinaan datang dari orang hina. Orang hina akan tetap hina dan menghina, orang mulia akan tetap mulia. Emas adalah emas, sampah adalah sampah. Mari kita membudayakan penghormatan bukan hinaan.

Orang yang selalu menghina adalah psikopat. Ia adalah orang yang sakit. Namun orang yang dihina belum tentu sakit bahkan ia bisa jadi orang mulia. Bukankah dahulu Nabi Muhammad selalu dihina bahkan dilempari kotoran unta? Satu juta orang bisa menghina dan jutaan meragukan kemampuan Jokowi. Kalau Allah mau memuliakannya, apakah ada yang bisa menghalangi?

Jokowi satu-satunya rakyat biasa, bahkan rumahnya sempat digusur dan kini menjadi seorang presiden. Ini adalah fakta sejarah yang “menghinakan” eksistensi orang-orang besar di negeri ini. Orang-orang elite, para bangsawan, penguasa dan sejumlah koruptor dibuat tidak nyaman.

Jokowi adalah sosok yang altruistik dan telah membuat “KO” orang-orang besar dalam panggung politik nasional.

Penulis Dudung Nurullah Koswara

(Ketua PGRI Kota Sukabumi)

0 comments

    Leave a Reply