Geser Singapura, Indonesia Negara Kedua Pengekspor Ikan Hias Terbesar

IVOOX.id – Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP Budi Sulistyo mengatakan, dalam dua tahun terakhir Indonesia berhasil menggeser posisi Singapura dan menempati peringkat kedua pengekspor ikan hias terbanyak. 

"Indonesia terkait dengan ikan hias, itu mengalami satu peningkatan kinerja yang cukup bagus bahwa selama dua tahun terakhir Indonesia adalah negara eksportir ikan hias nomor dua di dunia," ujar Budi dalam Konferensi Pers di kantor KKP, Senin (16/12/2024).

Budi memaparkan, berdasarkan catatan KKP nilai ekspor ikan hias RI per Oktober 2024 mencapai USD 39,06. Sementara pengekspor ikan hias terbanyak dilakukan Jepang dengan nilai ekspor sebanyak USD 48,83.

"Ini semoga menjadi salah satu sumber dari devisa negara. Ikan hias Indonesia sudah mendapatkan satu pasar tersendiri, satu pasar yang semakin besar di tingkat internasional," ujarnya.

Pemerintah kata dia sudah menyusun strategi untuk meningkatkan kinerja pemasaran sehingga dapat memetakan pasar global yang potensial dengan produksi perikanan Indonesia.

"Kami sudah menyusun, berusaha menyusun bahwa untuk meningkatkan kinerja pemasaran, kemudian menganalisa pasar dan semuanya, kami memiliki atau telah membangun market intelligence. Dari berdasarkan hasil dari market intelligence ini, itu adalah satu untuk kita lihat potensial pasar, jadi positioning Indonesia di mana?," katanya.

Dia juga menjelaskan kinerja ekspor hasil perikanan Indonesia pada periode Januari hingga Oktober tahun 2024 mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan periode yang sama dengan tahun sebelumnya.

"Kinerja ekspor hasil perikanan Indonesia pada periode Januari hingga Oktober tahun 2024 itu pada saat ini tercatat per bulan Oktober itu adalah USD 4,81 miliar. Ini adalah mengalami peningkatan pada tahun yang sama, pada periode yang sama," katanya.

Dia berharap jumlah tersebut bisa masih bertambah jika diakumulasi hingga akhir tahun 2024. "Dan kami berharap di akhir tahun atau nanti tercatat sampai bulan Desember itu bisa mencapai lebih dari angka USD 5 miliar," ujarnya.