Generasi Muda Bali Diajak Jadi Pemilih Rasional | IVoox Indonesia

May 30, 2025

Generasi Muda Bali Diajak Jadi Pemilih Rasional

ilustrasi-pemilu-2024
Ilustrasi Pemilu 2024 (Grafis: Antara)

IVOOX.id, Jakarta – Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Made Mangku Pastika mengajak generasi muda Bali agar menjadi pemilih yang rasional dan tidak terjebak politik identitas dalam tahapan Pemilu 2024.

"Generasi muda harus bangkit dan berpartisipasi, jangan skeptis dan apatis saat pemilu, karena memiliki peran penting untuk menentukan pemimpin ke depan," kata Pastika dalam Sosialisasi Empat Konsensus Kebangsaan di Rumah Ahli Hukum (RAH) Denpasar.

Sosialisasi Empat Konsensus Kebangsaan bertajuk "Peran Pemilih Milenial dalam Mengawal Empat Konsensus Bangsa Demi Tegaknya Pemilu Serentak 2024 yang Bebas Politik Identitas itu menghadirkan narasumber akademisi Prof Dr Gede Yusa SH, MH dan Dr Gede Suardana.

Sosialisasi dihadiri puluhan peserta mahasiswa dan akademisi dari sejumlah perguruan tinggi di Kota Denpasar, Bali.

Menurut mantan Gubernur Bali dua periode ini, identitas politik itu penting, tetapi yang harus diwaspadai politik identitas karena bisa melahirkan sikap eksklusif, membentuk tirani minoritas dan memecah belah persatuan kesatuan bangsa.

"Politik identitas itu arahnya radikalisme. Ini tentu berbahaya. Oleh karena itu, saya harapkan generasi milenial jangan sampai menjadi agen politik identitas," ucap Pastika yang juga anggota Komite IV DPD RI ini.

Ia pun mengingatkan dengan demikian pentingnya Pemilu 2024 untuk menentukan pemimpin dan masa depan bangsa, generasi milenial jangan sampai memilih hanya atas dasar emosional.

Jika dikaitkan dengan konteks Bali, lanjut dia, jangan lantas memilih karena faktor emosional hanya berdasarkan kesamaan soroh (ikatan sosial yang merujuk pada satu garis keturunan atau klan).

"Track record (rekam jejak) calon pemimpin harus bagus, omongannya bisa dipercaya atau tidak, demikian pula dengan pendidikannya cukup apa tidak?" ujar mantan Ketua Tim Investigasi Bom Bali ini.

Selain itu, Pastika juga memaparkan kelebihan Bali dengan agama, adat, budaya dan tradisi yang sudah menyatu. Oleh karena itu, menjadi Gubernur Bali atau pemimpin daerah bukan hanya urus pemerintahan, tetapi juga adat, budaya dan agama.

0 comments

    Leave a Reply