ESDM Bantah Listrik Picu Pelemahan Rupiah

IVOOX.id, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membantah sektor kelistrikan memicu pelemahan nilai tukar rupiah terhadap US$.
Demikian disampaikan Direkur Jenderal Ketenagalistrikan pada Kementerian ESDM, Andy M Sommeng menanggapi sektor listrik menjadi penyumbang pelemahan nilai tukar rupiah terhadap US$.
"Tidak ada berpengaruh dalam kurs, itu karena keseimbangan ekspor impor neraca perdagan kita," kata Andy, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (23/9/2018).
Sebab, kata Andy, porsi impor pada komponen pembangkit tidak besar. Sehingga, kata dia, investasi sektor kelistrikan dari luar negeri bukan menjadi penyebab melemahnya rupiah.
Menurut dia, hal tersebut justru mendatangkan dolar masuk ke Indonesia, disisi lain penggunaan dolar sektor kelistrikan juga sudah ditiadakan sejak Peraturan Bank Indonesia.
"Kalau (impor pada) sektor listrik tergantung (jenis barangnya). Tapi transmisi distribusi sudah bikin sendiri. Itukan karena kita impor beli hand phone, beli belanja online. Itu salah (rupiah melemah karena sektor kelistrikan)," kata dia.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memainta PT PLN (Persero) untuk mengurangi bahan baku dari impor. Kemudian meningkatkan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) dalam proyek ketengakistrikan.
"PLN termasuk yang menggunakan banyak sekali barang modal dan sebetulnya mereka sudah memiliki policy TKDN, tapi penggunaan komponen dalam negeri selama ini masih belum dipenuhi. Oleh karena itu menjadi salah satu yang dilakukan dalam jangka pendek," kata Sri pada Senin (13/8/2018) lalu.
Permintaan Sri Mulyani kepada PLN untuk menggunakan lebih banyak bahan baku dalam negeri untuk menyehatkan neraca transaksi berjalan (CAD) yang masih defisit.
Menurut Sri Mulyani, penggunaan bahan baku dalam negeri dalam pembangunan infrastruktur pun bisa mengurangi dampak pelemahan nilai tukar. Sebab, jika rupiah melemah maka nilai barang impor akan semakin mahal meskipun nominalnya tetap sama.
"Artinya kita bisa tetap mempertahankan dan menjaga momentum apabila yang disebut switching itu mempengaruhi expenditure kita dari yang tadinya barang impor menjadi barang dalam negeri bisa dilakukan cepat. Sementara itu kita tetap menjaga agar risiko tereskalasi karena faktor dari luar," kata dia.

0 comments