Ekspor-impor Lesu Karena Corona, Defisit Transaksi Berjalan Triwulan I Diyakini di Bawah Perkiraan | IVoox Indonesia

May 31, 2025

Ekspor-impor Lesu Karena Corona, Defisit Transaksi Berjalan Triwulan I Diyakini di Bawah Perkiraan

pelindo II

IVOOX.id, Jakarta - Bank Indonesia memperkirakan defisit transaksi berjalan (CAD) pada triwulan I tahun 2020 tidak sampai 1,5 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) karena melemahnya kegiatan ekspor-impor akibat wabah COVID-19.

“Ini jauh lebih rendah dari perkiraan sebelumnya 2,5-3 persen PDB,” kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam jumpa pers daring di Jakarta, Jumat (17/4).

Perry mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebutkan Indonesia mengalami surplus neraca perdagangan sebesar 743 juta dolar AS pada Maret 2020 dan selama triwulan pertama tahun ini mencapai 2,62 miliar dolar AS.

Meski surplus, namun kegiatan ekonomi tidak begitu signifikan karena terganggunya ekspor dan impor, yang menjadi faktor pendorong pertama rendahnya CAD pada triwulan pertama ini.

Menurut dia, penurunan impor lebih besar dibandingkan ekspor karena kegiatan produksi di dalam negeri terganggu akibat wabah Virus Corona.

Begitu juga dengan ekspor, kata dia, juga melesu karena permintaan dunia yang menurun dan harga komoditas yang anjlok pada periode COVID-19.

Faktor kedua, lanjut dia, karena impor yang merosot tajam, keperluan devisa untuk membayar transportasi dan asuransi impor juga menurun.

Kondisi ini mengakibatkan neraca jasa untuk biaya angkut transportasi juga mengalami defisit yang lebih rendah.

Faktor ketiga, ucap Perry, disebabkan sektor pariwisata lesu sehingga mengakibatkan perolehan devisa juga lebih rendah, baik yang disumbang kedatangan turis asing maupun WNI yang bepergian ke luar negeri termasuk untuk keperluan umroh.

BI memperkirakan untuk triwulan pertama ini devisa yang turun dari turis yang masuk mencapai sekitar 2 miliar dolar AS dan WNI yang keluar negeri.

Sedangkan, penurunan penggunaan devisa wisatawan dari Indonesia yang ke luar negeri atau umroh karena adanya pembatasan mobilitas akibat COVID-19 diperkirakan mencapai sekitar 1,6 miliar dolar AS, demikian dilansir Antara.



0 comments

    Leave a Reply