October 1, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Ekonomi Kota Malang Tumbuh di Tengah Pandemi

IVOOX.id, Malang - Saat berbagai daerah kelimpungan mengatasi pandemi, ekonomi di Kota Malang justru tumbuh 3,83%. Kondisi yang terjadi di Kota Malang itu sebagai anomali perekonomian.

Betapa tidak, ketika ekonomi daerah-daerah lain longsor kian dalam, Kota Malang justru tumbuh.

“Tren positif itu bisa dipe­riksa faktanya. Dalam rapat koordinasi Pemkot Malang, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), perbankan serta pelaku usaha mengungkapkan tren positif disumbang oleh sektor konstruksi dan industri.

Bahkan, kinerja kredit sesuai data OJK di Kota Malang sampai April 2020 mencapai Rp17,28 triliun, sekitar Rp6,67 triliun dikucurkan pada kelompok UMKM,” ungkap Wali Kota Malang Sutiaji, dalam keterangan resmi yang diterima, Minggu (20/9).

Sutiaji menjelaskan, pada Agustus lalu, sektor perdagangan daring atau e-commerce dan produk makanan segar mengalami kenaikan transaksi sebesar 123%. Jasa olahan makanan maupun frozen dan jasa daring memberikan kontribusi sangat besar.

Ia mengaku bersyukur atas capaian pertumbuhan ekonomi di Kota Malang. Kondisi itu ia sebut sebuah anomali.

“Capaian di luar kebiasaan ini patut diapresiasi. Ini potensi tersendiri harus terus dikuatkan mengingat pelaku industri pengolahan makanan kebanyakan UMKM (usaha mikro kecil menengah),” ujar Sutiaji.

Sejak awal pandemi merebak, Sutiaji mengaku bersama dengan Wakil Wali Kota Malang Sofyan Edi Jarwoko terus memastikan stok masker tersedia di apotek-apotek, distributor dan toko swalayan. Bahan pangan cukup termasuk harga dipastikan stabil.

Pemkot Malang pun menyi­agakan 16 puskesmas untuk rawat inap, 26 rumah sakit dan 4 rumah sakit rujukan. Kemudian, Pemkot Malang bersama stakeholder tak henti-hentinya mengedukasi masyarakat akan pentingnya memutus mata rantai penularan covid-19.

Kendati kepala daerah di Malang Raya meliputi Kota Malang, Kabupaten Malang dan Kota Batu sempat bersepakat menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), penanganan covid-19 di Kota Malang terus diperkuat. Pemkot Malang optimal mengatasi pandemi dan dampaknya.

“Mata rantai penularan diputus, ekonomi dipulihkan. Masyarakat pun dilibatkan. Pemkot Malang membuka diri bagi semua pihak untuk berkontribusi dalam membantu menangani wabah,” jelas dia.

Sutiaji menjelaskan telah mengalokasikan anggaran penanganan covid-19 sebesar Rp124,752 miliar sejak perte­ngahan Juli lalu. Anggaran itu terbagi dalam penanganan kesehatan Rp28,536 miliar, jaring pengaman sosial Rp26,244 miliar dan belanja tidak terduga Rp69,972 miliar.

Adapun, realokasi anggaran memperhatikan fiscal sustainability. Kebijakan itu dilakukan pada Maret 2020.

“Koordinasi antarinstansi kian diperkuat. Pemkot Malang, Bank Indonesia, OJK, TNI, Polri, tokoh agama dan tokoh masyarakat duduk bersama.

Kami gotong royong menangani covid-19. Pemkot Malang ingin pertumbuhan ekonomi selalu memuaskan, seperti masa sebelum pandemi,” kata dia.

Bergerak Cepat

Statistik umum Kota Malang tahun 2019 menunjukkan, angka inflasi 1,93% turun ketimbang 2018 sebesar 2,31%. Perekonomian tumbuh positif semula 5,72% pada 2018 menjadi 5,73% pada 2019.

Sutiaji mengatakan, pandemi covid-19 memang harus diakui telah mengakibatkan kontraksi di semua sektor. Penurunan transaksi perdagangan di Kota Malang sebesar 50%.

Angka putus hubungan kerja (PHK) mencapai 4.685 orang sesuai data per 2 Juli lalu dari 163 perusahaan.

Penurunan konsumsi masyarakat berimbas deflasi. Sebanyak 76.691 orang terdata sebagai penerima bantuan sosial.

Akan tetapi, Pemkot Malang berhasil mengamankan kinerja daerah tetap terjaga. Keberhasilan dicapai melalui berbagai kebijakan yang tepat atas dukungan semua pihak.

“Kami sudah bergerak cepat sejak awal pandemi, bertindak cerdas dan trengginas dalam menangani covid-19. Berbagai upaya dilakukan untuk memutus mata rantai penularan. Upaya itu berbarengan dengan memulihkan perekonomian. Alhasil, Pemkot Malang bersyukur. Berbagai upaya menangani covid-19 membuat perekonomian stabil,” lanjut dia.

Dalam konteks ini, Pemkot Malang sudah mendahului pemda lainnya dan pemerintah pusat dalam hal recovery ekonomi. Bahkan, pencapai­an kinerja daerah di Kota Malang sudah dilakukan sebelum Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mewanti-wanti pemda agar menggunakan APBD untuk menguatkan UMKM sebagai recovery ekonomi.

Sejauh ini, Sutiaji menekankan pentingnya pemulihan ekonomi dan meningkatkan kesembuhan. Semua itu linier dengan kedisiplinan masyarakat dalam mematuhi protokol kesehatan.

“Penanganan kesehatan dan ekonomi harus bergerak sejalan dengan protokol kesehatan. Disiplin memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan, harus terus ditingkatkan,” ujar Sutiaji.

Beragam Inovasi

Wali Kota Malang mengakui sejauh ini beragam inovasi sudah diluncurkan. Semula aplikasi pendeteksi korona oleh Komunitas Pengembang Aplikasi guna mengurangi persebaran dan memudahkan tracking sebaran orang berisiko terpapar covid-19.

Selanjutnya, Pemkot Malang meluncurkan inovasi Sikat Corona (SiCo). Alat itu berfungsi mensterilkan orang dengan cairan disinfektan.

“SiCo buatan Universitas Brawijaya Malang efektif digunakan sejak 20 Maret di perkantoran, sekolahan, terminal, pasar, mal, masjid, musala, dan tempat-tempat keramaian,” jelas dia.

Inovasi lainnya adalah Malpro (Malang Beli Produk Lokal), Malber (Malang Ber­bagi), Malherb (Malang Herbal), Maldis (Malang Digital Service) dan Malba (Malang Bahagia).

Adapun, Inovasi Malpro bertujuan untuk mendorong penguatan ‘Pivoting’ pelaku ekonomi lokal agar bisa bertahan selama masa pandemi. Inovasi itu juga untuk memfasilitasi digitalisasi UMKM.

Inovasi Malber merupakan program yang menggerakkan masyarakat untuk bergotong royong menjaga ketersediaan kebutuhan dasar bagi kelompok masyarakat kurang sejahtera dan kelompok rentan. Inovasi Malherb adalah inovasi yang dikolaborasikan dengan perguruan tinggi dan UMKM melalui konsep pentahelix menangani covid-19.

Produk herbal berbasis rempah-rempah dikembangkan sebagai alternatif suplemen kesehatan masyarakat yang halal dan sesuai standar kesehatan.

Inovasi Maldis mendorong percepatan perbaikan pelayanan melalui layanan online dan mengurangi potensi berkumpul. Tujuan lainnya untuk meningkatkan efisiensi layanan, mengurangi biaya ekonomi dan membantu usaha bangkit kembali.

Sedangkan inovasi Malba efektif untuk kampanye digital gaya hidup sehat versi ‘Ngalam’ dan memfasilitasi program hiburan lokal yang syarat pesan, serta menyediakan layanan psikologi.

Pemkot Malang juga mengembangkan digital tourism bersi­nergi dengan penetapan subsektor ekonomi kreatif, yaitu gim dan aplikasi unggulan berupa film, video, animasi dan kuliner sebagai prioritas Kota Malang. 

0 comments

    Leave a Reply