October 10, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Ekonomi Hijau akan Ciptakan 19,4 Juta Lapangan Kerja Baru

IVOOX.id - Center of Economic and Law Studies (Celios) optimis transisi ekonomi hijau akan mampu membuka lapangan kerja sebanyak-banyaknya bagi masyarakat Indonesia. Direktur Celios Bhima Yudhistira mengatakan transisi ekonomi hijau diproyeksikan membuka 19,4 juta lapangan kerja bagi masyarakat.

Sehingga Bhima berharap transisi ekonomi hijau ini akan menjadi fokus program pemerintahan selanjutnya.

"Kalau mau membuka bahkan lebih dari 17 juta lapangan pekerjaan tolong disampaikan kepada pak Ganjar jawabannya adalah harus konsisten melakukan transisi ke ekonomi hijau karena ada 19,4 juta lapangan kerja di berbagai sektor dan punya dampak berganda yang sangat besar," kata Bhima dalam acara diskusi pada Selasa (19/12/2023).

Bhima mengajak seluruh stakeholder untuk bergerak maju dan merealisasikan secara optimal transisi ekonomi dari ekstraksif ke ekonomi hijau. Terlebih kata dia ekonomi ekstraktif lebih sulit diprediksi dan naik turunnya tidak dapat diprediksi.

"Kita butuh ekonomi yang lebih sustainable, lebih berkelanjutan dan itu positif untuk menutup gap antara kebutuhan hidup layak di masing-masing daerah di Indonesia dengan pendapatan masyarakat ," katanya.

Di samping dapat membuka lapangan kerja sebanyak-banyaknya, transisi ekonomi hijau juga dinilai akan menaikan pendapatan masyarakat dengan gaji yang menjanjikan. Sehingga pada akhirnya ekonomi hijau akan mampu meminimalisisr ketimpangan.

"Nah jadi kita pengen merubah juga pola-pola ekonomi yang kemudian ekstraktif dan membuat timpang ini kita ingin mencoba merubah dengan model ekonomi lainnya (ekonomi hijau)," jelasnya.

Lebih lanjut Bhima mencontohkan ketimpangan yang terjadi dari praktik ekonomi ekstraksif yang saat ini masih dilakukan.

"Karena kita lihat praktik-praktik ekonomi ekstraktif yang hari ini dilakukan mau di batubara, mau kemudian migas, mau dia di daerah Indonesia bagian timur dengan nikelnya, itu menciptakan ketimpangan, karena uang itu mengalir ke Jakarta, uang dari hasil tambang mengalir ke Jakarta, makanya 70% uang beredar adanya di Jakarta," jelasnya.

"Sementara kalau ditanya ke masyarakat lokal beberapa kasus termasuk di Maluku Utara semakin banyak pabrik berdiri di sana kemiskinannya juga semakin tinggi," katanya.

0 comments

    Leave a Reply