Ekonom Bank Mandiri Prediksi Ekonomi RI Tumbuh 5,17 Persen di 2022

IVOOX.id, Jakarta - Pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga akhir tahun di 2022 diperkirakan tetap kuat di tengah ancaman laju inflasi yang meningkat tinggi.
Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman menyampaikan bahwa sektor konsumsi rumah tangga akan menjadi mesin utama penggerak pertumbuhan ekonomi Indonesia sampai akhir tahun.
"Konsumsi rumah tangga diperkirakan akan menjadi sumber utama pertumbuhan di kuartal II-2022. Kami memperkirakan pertumbuhan konsumsi rumah tangga tahunan akan terus menguat, didukung oleh meningkatnya aktivitas perdagangan dan belanja selama Ramadhan dan Lebaran," kata Faisal saat, Rabu (3/8/2022).
Dia menilai konsumsi rumah tangga, mesin utama perekonomian Indonesia, akan menguat seiring dengan pelonggaran PPKM.
"Dengan permintaan domestik yang sehat, pertumbuhan ekspor yang stabil, kondisi fiskal yang hati-hati, dan manajemen COVID-19 yang solid, kami melihat bahwa ekonomi Indonesia masih mampu tumbuh sekitar 5,17% pada tahun 2022," katanya.
Faisal merincikan, secara triwulanan diperkirakan tumbuh 3,44% quarter on quqrter (qoq). Pemulihan permintaan domestik diperkirakan akan terus membaik di tengah pelonggaran PPKM dan faktor musiman libur Ramadhan dan Lebaran yang mendorong mobilitas masyarakat dan perputaran uang.
Menurut dia, Purchasing Managers Index atau PMI Manufaktur, yang mencerminkan kinerja sisi penawaran juga tetap konsisten dalam wilayah ekspansi.
"Kami memperkirakan PDB Indonesia di kuartal kedua tahun 2022 (2Q22) akan terus meningkat di atas 5% yoy. Kami memperkirakan PDB 2Q22 akan tumbuh 5,15% yoy," katanya.
Dia mengatakan bahwa peningkatan bantuan tunai bersyarat kepada rumah tangga termiskin juga dapat mempertahankan momentum di tengah lingkungan inflasi yang lebih tinggi.
Pertumbuhan belanja pemerintah tahunan terlihat terkontraksi, didorong oleh penurunan pengeluaran untuk program Pemulihan Ekonomi Nasional seiring situasi COVID-19 yang semakin terkendali.
"Pertumbuhan tahunan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi diperkirakan tetap solid, mengikuti akselerasi pertumbuhan kredit," pungkasnya.

0 comments