Edukasi Diversifikasi Pangan, Penyuluh Bantaeng Dampingi Petani Panen Ubi Jalar | IVoox Indonesia

July 17, 2025

Edukasi Diversifikasi Pangan, Penyuluh Bantaeng Dampingi Petani Panen Ubi Jalar

IMG_20200614_001317

IVOOX.id, Bantaeng - Penguatan diversifikasi pangan lokal dilakukan para petani dan penyuluh di Bantaeng, Sulawesi Selatan. Pangan lokal yang ditanam adalah ubi jalar. Pangan lokal ini telah dipanen bersama-sama.

Menurut Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) petani harus bisa memanfaatkan pangan lokal yang dimiliki Indonesia. Mentan SYL menjelaskan, Indonesia merupakan negara tropis dengan kekayaan biodiversitas agraris. Salah satu kekayaan sumber daya alamnya berupa ragam sumber hayati penghasil karbohidrat tinggi.

"Bila dibandingkan negara lain, kita perlu bersyukur karena Indonesia punya potensi sumberdaya alam yang melimpah. Di segala penjuru, terdapat tanaman pangan lokal yang tumbuh subur. Masyarakat kita sangat bijaksana dan memiliki pengetahuan yang tinggi dalam memanfaatkan alam untuk kehidupan, menjaga kesuburan tanah, dan kelestarian lingkungan," ungkap Mentan SYL.

Sedangkan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Dedi Nursyamsi, menegaskan jika sekarang adalah saat yang tepat bagi masyarakat Indonesia untuk kembali pada pangan lokal.

"Keragaman sumber hayati penghasil karbohidrat masih sangat berpotensi untuk dikembangkan, terutama untuk menurunkan tingkat ketergantungan masyarakat pada komoditas beras dan menjaga ketahanan pangan. Kita memiliki banyak alternatif pangan lokal. Mulai dari umbi umbian, sayur sayuran hingga buah-buahan semuanya berlimpah,” tutur Dedi pada, Jumat (12/6).

Lebih lanjut Dedi menambahkan, Kementerian Pertanian terus mendorong untuk pengembangan potensi sumber pangan lokal, dan mengajak masyarakat agar mengubah pola pikir, bahwa beras/nasi bukan satu-satunya sumber karbohidrat.

“Masih banyak sumber pangan lokal kita yang berlimpah seperti umbian, sukun, jagung, sagu dan lainnya yang nilai gizinya setara dengan beras. Dan itu dengan mudah kita bisa budidayakan,” tegas Dedi.

Ubi jalar merupakan salah satu tanaman umbi-umbian yang dapat dijumpai di berbagai kepulauan di Indonesia. Dibandingkan sumber pangan dari umbi-umbian lainnya, ubi jalar mempunyai kandungan karbohidrat yang terbilang rendah namun protein yang lebih tinggi. Kandungan gizi lainnya dari ubi jalar juga melimpah dan memberikan manfaat yang sangat baik bagi tubuh.

Menyadari akan pentingnya menjaga ketahanan pangan dengan pemanfaatan potensi pangan lokal di Kabupaten Bantaeng, Dinas Ketahanan Pangan dan Dinas Pertanian melakukan pendampingan pada kegiatan Panen ubi jalar di wilayah kerja BPP Sinoa di Kelompok Tani Tumbua, Desa Bonto Maccini, Kecamatan Sinoa. 

Ubi jalar yang ditanam terdiri dari 5 (lima) varietas, diantaranya ubi jalar Cilembu, ubi jalar Ungu, ubi jalar Batik, ubi jalar Putih dan ubi jalar Orange. Lahan yang dipanen seluas 0,25 ha dari total luas tanam sebesar dua hektar. Rata-rata Produktivitasnya adalah sekitar 20 ton/ha dengan kisaran harga jual Rp. 2.500 – Rp. 3.000 per Kilogram.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kab. Bantaeng, Rahmania, menjelaskan bahwa Ubi jalar merupakan tanaman alternatif pangan di indonesia yang memiliki rasa yang enak, kandungan gizi tinggi, dan nilai jual yang menjanjikan. 

Penyuluh pertanian yang mendampingi pelaksanaan panen, Bahtiar, SP menyampaikan penyuluh pertanian senantiasa memotivasi dan mengedukasi petani untuk menanam ubi jalar sebagai salah satu pangan alternatif yang bergizi tinggi.

"Dampak positif diversifikasi pangan adalah konsumsi pangan masyarakat lebih beragam, selain itu petani akan menganekaragamkan usahataninya, pengolahan pangan lokal di pedesaan akan tumbuh berkembang, dan bisnis kuliner berbahan baku pangan lokal juga semakin banyak dan digemari," tutur Bahtiar. 

Sementara Ketua Kelompok Tani Tumbua, Ramli mengungkapkan bahwa ubi jalar yang ditanam di kelompoknya memiliki nilai ekonomi yang sangat bagus karena per hektar bisa menghasikan antara Rp 40-60 juta.

0 comments

    Leave a Reply