Dunia Usaha Indonesia Lebih Optimistis Ketimbang Global Untuk Prospek Perdagangan Jangka Pendek | IVoox Indonesia

November 13, 2025

Dunia Usaha Indonesia Lebih Optimistis Ketimbang Global Untuk Prospek Perdagangan Jangka Pendek

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) tahun buku 2017 PT Bank Mandiri (persero) Tbk menyetujui pengangkatan Agus Dwi Handaya, Panji Irawan, Alexandra Askandar, dan Donsuwan Simatupang sebagai direksi baru perseroan periode 2018-2023, menyusul berakhir masa tugas Ogi Prastomiyono, Tardi, dan Kartini Sally sebagai direksi perseroan periode sebelumnya.  Pemegang saham juga mengangkat kembali Hery Gunardi menjadi direksi. Perubahan pengurus ini diharapkan dapat memperkuat kinerja perseroan dalam merealisasikan komitmen membangun negeri.  Dengan demikian, susunan Dewan Direksi Bank Mandiri terdiri atas Kartika Wirjoatmodjo (Direktur Utama), Sulaiman Arif Arianto (Wakil Direktur Utama), Royke Tumilaar (Direktur Corporate Banking), Hery Gunardi (Direktur Bisnis dan Jaringan), Ahmad Siddik Badruddin (Direktur Manajemen Risiko).  Lalu, ada Rico Usthavia Frans (Direktur Teknologi Informasi dan Operasi), Darmawan Junaidi (Direktur Treasurydan International Banking), Agus Dwi Handaya (Direktur Kepatuhan), Panji Irawan (Direktur Keuangan), Alexandra Askandar (Direktur Hubungan Kelembagaan), dan Donsuwan Simatupang (Direktur Retail Banking).  "Perubahan ini menjadi bentuk dukungan pemegang saham kepada pengurus perseroan dalam mendorong pencapaian target bisnis jangka pendek dan jangka panjang, baik dalam pengelolaan aset maupun penciptaan profitabilitas," ucap Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo di Jakarta, Rabu (21/3/2018).  Dia mengaku, perseroan juga akan terus berkontribusi pada program-program strategis nasional dalam rangka percepatan laju pertumbuhan ekonomi dan pemerataan kesejahteraan, termasuk dalam program infrastruktur dan program sosial kemasyarakatan.  Sebelumnya, Agus Dwi Handaya adalah SEVP Corporate Transformation & Finance Bank Mandiri dan Panji Irawan adalah Direktur Treasury & International BNI. Sementara Alexandra Askandar sebelumnya menjabat SEVP Corporate Banking dan Donsuwan Simatupang merupakan Direktur Risk Management BRI.

IVOOX.id, Jakarta - Laporan survei HSBC Navigator menilai perusahaan-perusahaan Indonesia relatif lebih optimistis dibandingkan dengan perusahaan global Iainnya untuk prospek perdagangan jangka pendek, meskipun terjadi ketegangan pada perdagangan global dan tingkat volatilitas.

"Pertumbuhan perilaku konsumsi masyarakat Indonesia menunjang perkembangan bisnis bagi industri terkait," ujar Direktur Commercial Banking, PT Bank HSBC Indonesia Catherine Hadiman melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Selasa (6/11).

Laporan HSBC Navigator merupakan survei global yang mengukur sentimen bisnis dan ekspektasi terhadap aktivitas perdagangan dan pertumbuhan bisnis dari 8.650 pembuat keputusan di 34 pasar. Penelitian dilakukan antara Agustus dan September 2018.

Menurut survei tersebut, perusahaan-perusahaan Indonesia optimistis terhadap prospek bisnis sesuai dengan prospek ekonomi Indonesia yang terus berkembang pada paruh pertama 2018.

Dalam kaitannya dengan pasar yang dituju untuk ekspansi bisnis perusahaan Indonesia, Malaysia menempati posisi teratas (22 persen) diikuti oleh Singapura (18 persen) dan Jepang (17 persen). Pertumbuhan ekspor cukup kuat terutama di Asia dan eksportir masih menikmati lingkup perdagangan yang mendukung.

Laporan HSBC Navigator juga menyajikan data bahwa sembilan dari sepuluh responden survei (88 persen) memiliki pandangan positif terhadap lingkungan perdagangan internasional dengan pertumbuhan ekonomi yang sehat dan mata uang yang Iebih kompetitif sebagai pendorong utama.

"Dengan ini, maka pelaku bisnis di Indonesia menjadi Iebih berdaya tahan kuat dalam menghadapi ketegangan yang terjadi di kancah internasional. HSBC Indonesia mengapresiasi kontribusi para pebisnis Iokal atas pertumbuhan yang progresif," ujar dia.

Sebanyak 87 persen responden dari perusahaan Indonesia menunjukkan keyakinan mereka bahwa perusahaan mereka akan berhasil dalam lingkungan perdagangan global saat ini.

"Perusahaan Indonesia mengharapkan adanya kebijakan yang mendukung produksi guna meningkatkan daya saing, salah satunya melalui pertumbuhan nilai ekspor yang pesat pada 2018, sejalan dengan pertumbuhan belanja dan berkurangnya investasi pribadi selama tahun ini," kata Hadiman.

Di sisi lain, HSBC Navigator juga menunjukkan 71 persen responden Indonesia berasumsi bahwa pemerintah negara mitra dagang utama semakin protektif. Hal ini menunjukan kekhawatiran perusahaan Indonesia terhadap perang dagang.

Indonesia merupakan negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara yang saat ini berada di urutan ke-16 di dunia, dan berambisi untuk berada di urutan ke-7 pada tahun 2030.

Indonesia diharapkan memiliki 135 juta konsumen, di mana 71 persen dari mereka akan tinggal di daerah perkotaan dan menyumbang sekitar 86 persen terhadap PDB Indonesia.

Perbaikan kondisi ekonomi Indonesia didorong oleh kenaikan harga komoditas, menguatnya pertumbuhan global, kenaikan perdagangan internasional dan kondisi keuangan dan moneter yang akomodatif.(Antara)

0 comments

    Leave a Reply