“Dulu Kami Takut Kalau Ada TNI atau Polri, tapi Sekarang Terbantu secara Ekonomi” | IVoox Indonesia

May 10, 2025

“Dulu Kami Takut Kalau Ada TNI atau Polri, tapi Sekarang Terbantu secara Ekonomi”

Dulu-Kami-Takut-Kalau-Ada-TNI-atau-Polri-tapi-Sekarang-Terbantu-secara-Ekonomi-doc.binas-ivoox.id_

IVOOX.id, Jakarta - Kepala Suku Lani di Wamena, Papua Maximus Lani (82) menceritakan, peran aparat keamanan dalam memberdayakan masyarakat Papua.

Maximus menuturkan, melalui program Satgas bidang pembinaan masyarakat (Binmas) Noken Polri bisa mengubah pandangan dan dapat menerima kehadiran aparat di kampungnya.

“Dulu kami takut kalau ada TNI atau Polri. Pasti kalau ada mereka itu ada masalah. Tapi sekarang hadirnya Binmas ini, masyarakat kami sangat disentuh langsung dan kami terbantu secara ekonomi,” tutur Maximus saat diskusi di Hotel Diradja, Jalan Kapten Pierre Tendean, Jakarta Selatan, Selasa (11/12/2018).

Maximus mengatakan, secara perlahan masyarakat Papua menerima kehadiran aparat keamanan. Mereka tidak lagi dianggap sebagai suatu ancaman.

Awalnya, Maximus mengisahkan, ketakutannya akan kehadiran aparat merupakan trauma masa lalu yang enggan dia ceritakan. Namun, sekarang dia merasa terbantu dengan hadirnya polisi.

“(Ketakutan) mungkin dengan kejadian yang lalu membuat kami rasa agak takut. Sekarang kami malah jadi dibantu,” tutur Maximus.

Pada kesempatan itu, Maximus menuturkan, yang sangat dibutuhkan masyarakat Papua adalah pendidikan. Dengan pendidikan, masyarakat Papua bisa lebih memahami mana yang baik dan tidak baik.

Satgas Binmas Noken Polri memiliki sejumlah program memberdayakan masyarakat di daerah-daerah Papua. Program tersebut antara lain peternakan babi/wam, lebah madu, sapi, dan ayam pedaging.

Selain peternakan, Binmas Noken juga memiliki program di bidang pertanian berupa pembinaan petani kopi, membuka lahan pertanian untuk sayur mayur.

Binmas Noken juga membantu memulihkan (trauma healing) masyarakat, terutama anak-anak, yang terkena dampak tindak kekerasan kelompok bersenjata maupun penindakan aparat, melalui program yang masyarakat setempat menyebutnya ‘Polisi Pi Ajar’.

“Kami terima kasih banyak. Kami minta perpanjangan (operasi) lagi karena kami ada perkembangan jauh setelah ada Binmas,” kata Maximus.

Pentingnya ilmu bertani

Maximus yang sehari-hari bekerja sebagai petani kopi, mengungkapkan bahwa dirinya selalu berpindah-pindah ladang. Hal itu dilakukan lantaran minimnya edukasi mengenai cara menggemburkan tanah usai panen.

“(Binmas Noken) Diajarkan cara bertani yang baik, beri ilmu pertanian yang standar, yang bagus, yang tidak putus di sini. Dulu itu sering berpindah-pindah lahan, tapi sekarang ada Binmas, kami bisa mengelola lahan itu untuk tumbuh bibit-bibit,” kata Maximus.

“Setelah panen pertama habis, kami bisa tanam lagi tanpa pindah lahan. Jadi Binmas bilang itu tanah yang bekas tanam disekop, lalu dibalikkan ke bawah, lalu bisa ditanam lagi,” sambung Maximus.

Maximus menambahkan, melalui pelatihan ilmu tani yang diberikan oleh Binmas Noken mampu mendorong semangat warga untuk meningkatkan hasil bumi mereka.

Binmas Noken, kata Maximus, mempengaruhi cara berpikir masyarakat Papua agar lebih produktif dan mandiri.

“Dulu itu kami cuma bisa dapat sayuran kol, wortel, ubi-ubian, bayam, labu siam. Itu saja kalau panen. Sekarang kami bisa dapat juga bawang merah, putih, kangkung cabut, semangka, kacang panjang,” kata Maximus.

“Dulu semangka kami harus tunggu datang dari Jayapura karena diberi tahu bagaimana menghasilkan banyak sayur,” lanjut Maximus.

Tak hanya itu, menurut Maximus, melalui Binmas Noken penghasikan yang diterimanya juga meningkat, berdasarkan kemampuannya membeli bibit di tanaman di toko.

Meskipun, penghasilan mengalami kenaikan, pihaknya mengakui belum terampil dalam mengatur keuangan.

Maximus tidak menyebut nominal angka pendapatannya perbulan.

“Selama ini kalau soal pengelola uang, kami belum bisa mengelola. Kami tahu penghasilan meningkat kalau dapat uang, ada modal untuk beli bibit lagi,” kata dia.

“Dulu kami tidak bisa beli bibit, jadi bibit diambil dari pohon. Kami belum ada yang mengajari soal pengelolaan uang,” sambung Maximus. ( Adhi Teguh )

0 comments

    Leave a Reply