DPR Sebut Banyak Kasus TPPU Temuan PPATK tak Ditindaklanjuti Aparat Penegak Hukum
IVOOX.id – Anggota Komisi III DPR dari Fraksi Demokrat Santoso menilai banyak temuan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) yang tidak ditindaklanjuti oleh aparat penegak hukum. Padahal kata dia PPATK banyak menyampaikan temuan transaksi mencurigakan mulai dari TPPU, narkoba, ilegal mining, termasuk di perbankan.
"Saya kok melihatnya PPATK ini seperti macan ompong. Kenapa? Karena banyak temuan-temuan yang disampaikan oleh PPATK terhadap transaksi yang mencurigakan, yang jelas-jelas itu adalah TPPU yang dilaporkan, ternyata banyak juga yang tidak ditindaklanjuti oleh penegak hukum setelah dilaporkan oleh PPATK," ujar Santoso dalam rapat kerja Komisi III DPR RI dengan jajaran PPATK, Rabu (26/6/2024).
Lebih lanjut dia juga menyoroti soal jumlah rekening yang terindikasi dalam transaksi judi online. Dia meminta PPATK menyampaikan berapa jumlah uang yang sudah dilaporkan ke aparat penegak hukum yang justru didiamkan sehingga uang yang seharusnya bisa disita negara justru hilang begitu saja.
"Bahkan ada indikasi setelah didiamkan lama, uang itu hilang, tidak disita oleh negara, dan saya ingin tanyakan berapa yang uang-uang seperti itu akhirnya menjadi milik negara, karena disita oleh negara," ujarnya.
"Karena di perbankan saja yang kerjanya begitu profesional, itu ada rekening penampungan yang pemiliknya abu-abu itu, yang diindikasikan bahwa ini adalah TPPU," sambungnya.
Menurut Santoso apabila hasil penemuan PPATK ditindaklanjuti oleh aparat penegak hukum, seharusnya negara sudah menyita uang-uang dari transaksi ilegal itu, sehingga dapat digunakan untuk kepentingan negara.
"Saya mohon PPATK untuk menyampaikan perlu ada datanya sehingga kita bisa tahu uang ini berapa. Ini bukan ratusan triliun lagi, kalau diakumulasi mulai dari judi narkoba, ilegal mining, ilegal fishing dan lain sebagainya, ini ribuan triliun," ujar Santoso.
"Dan ini kalau disita oleh negara, bisa dimanfaatkan untuk APBN yang orientasinya untuk kemakmuran rakyat," kata dia.
0 comments