DPR Minta Pemerintah Genjot Laju Konsumsi Rumah Tangga | IVoox Indonesia

May 6, 2025

DPR Minta Pemerintah Genjot Laju Konsumsi Rumah Tangga

jakarta

iVOOXid, Jakarta - Pemerintah diminta mengeluarkan kebijakan, yang mampu mendorong peningkatan laju konsumsi rumah tangga, sehingga dapat menggairahkan aktivitas perekonomian nasional.

"Telah terjadi distorsi pada daya beli masyarakat, karena faktanya berdasarkan data BPS, pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2017 hanya 5,01 persen, turun dari periode yang sama pada 2016 sebesar 5,18 persen," kata Anggota Komisi XI DPR Heri Gunawan dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin (9/10/2017).

Politisi Partai Gerindra itu mengingatkan, berdasarkan data juga ditemukan menurunnya konsumsi rumah tangga yang menjadi indikator mengukur daya beli masyarakat.

Ia memaparkan, konsumsi rumah tangga kuartal II 2017 hanya mencapai 4,95 persen, sedangkan konsumsi rumah tangga kuartal II tahun lalu mencapai 5,07 persen.

"Atas hal tersebut, pemerintah jangan tiba-tiba menjawabnya dengan enteng bahwa hal tersebut adalah politisasi," ucapnya.

Menurut dia, perlambatan konsumsi rumah tangga juga dapat terindikasi dari keluhan Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia tentang kondisi sepinya gerai para anggota asosiasi tersebut.

Selain pengusaha ritel yang telah mapan, lanjutnya, lesunya transaksi jual beli juga dirasakan oleh bisnis warung kopi yang sedang berjamuran dengan segmen pasar anak muda.

"Kalangan remaja dan pemuda kelas menengah bawah memiliki batas kemampuan beli yang merosot, bahkan hanya untuk menikmati kopi," ucapnya.

Heri juga mengingatkan merosotnya tingkat penjualan di pusat perbelanjaan tekstil Tanah Abang, Jakarta Pusat, pada masa hari raya tahun ini dibandingkan tahun sebelumnya.

Sebagaimana diwartakan, Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Dody Budi Waluyo mengatakan meningkatnya penjualan ritel pada Agustus 2017 mengindikasikan mulai bangkitnya kegiatan konsumsi masyarakat.

"Penjualan ritel pada Agustus naik lima persen setelah pada Juli minus tiga persen. Jadi ini berarti positif, ada indikasi bahwa kegiatan konsumsi masyarakat mulai bangkit," ujar Dody saat ditemui di Kompleks Perkantoran BI, Jakarta, Jumat (15/9).

Dody menyebutkan, dari sisi pendapatan, upah riil buruh tani dan buruh bangunan memang naik. Selain itu, kontraksi Nilai Tukar Petani (NTP) juga sudah mulai berkurang. Hal positif tersebut turut mengerek konsumsi meningkat. (ant)

0 comments

    Leave a Reply