Dosen UMY Ciptakan Alat Pendeteksi Perdarahan pada Ibu Pasca Melahirkan | IVoox Indonesia

September 11, 2025

Dosen UMY Ciptakan Alat Pendeteksi Perdarahan pada Ibu Pasca Melahirkan

Alat pendeteksi perdarahan ibu "postpartum" bernama "Smart BloodVista"
Alat pendeteksi perdarahan ibu "postpartum" bernama "Smart BloodVista" yang dikembangkan dosen UMY. ANTARA/HO-UMY

IVOOX.id – Dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Dr Elsye Maria Rosa MKep menciptakan alat pendeteksi perdarahan ibu "postpartum" atau pasca-melahirkan secara akurat.

"Perdarahan postpartum merupakan penyebab utama kematian ibu di dunia, termasuk Indonesia. Selama ini kita belum memiliki alat yang bisa mendeteksi jumlah darah yang keluar secara akurat setelah melahirkan. Dari keresahan itulah inovasi ini lahir," ujar dia di Yogyakarta, Kamis (28/8/2025), dikutip dari Antara.

Alat yang dinamai "Smart BloodVista" itu berbentuk kantong khusus yang dipasang di bawah pinggul ibu saat proses persalinan.

Ia menjelaskan kantong tersebut dilengkapi sensor biometrik yang mampu menghitung volume darah secara akurat dan terhubung dengan telepon pintar.

Sistem akan memberikan notifikasi bila jumlah darah melebihi ambang batas normal.

"Cara kerjanya sederhana. Ketika darah melebihi 500 cc, sistem akan berbunyi 'bip' dan menampilkan peringatan di smartphone. Dengan begitu tenaga medis bisa segera mengetahui adanya kondisi kegawatan dan bertindak cepat," ujar dosen Magister Administrasi Rumah Sakit UMY ini.

Selama ini, kata dia, praktik umum di rumah sakit masih menggunakan metode visual dengan underpad atau perlak penyerap darah.

Namun cara ini, dinilai tidak akurat karena darah terserap tanpa dapat dihitung secara pasti.

"Metode visual berisiko tinggi menimbulkan bias diagnosis. Kita tidak pernah tahu jumlah darah yang hilang secara tepat, sehingga kondisi kegawatan sering terlambat dikenali," ujar Elsye.

Dari sisi teknologi, Smart BloodVista dikembangkan dengan pendekatan sederhana namun efektif.

Kantong darah dimodifikasi menyerupai urine bag, lalu dikombinasikan dengan sensor biometrik yang menghitung aliran darah dan mengubahnya menjadi data kuantitatif.

Ia menyebut inovasi tersebut sudah mendapat perhatian salah satu perusahaan alat kesehatan terbesar di Indonesia, bahkan telah memproduksi prototipe, meski tahap komersialisasi masih menunggu proses lanjutan.

"Patennya sudah keluar dan kami sedang menjajaki kerja sama lebih luas agar BloodVista bisa segera digunakan di rumah sakit, khususnya jejaring Muhammadiyah dan Aisyiyah," ujar dia.

Ia berharap, inovasi ini dapat berkontribusi dalam menurunkan angka kematian ibu di Indonesia serta mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs).

"Masalah kematian ibu adalah masalah kita bersama. Dengan adanya alat ini, tenaga medis bisa lebih cepat memberikan diagnosis tepat dan menyelamatkan pasien," kata dia.

0 comments

    Leave a Reply