Dolar Lanjut Perkasa di Penutupan Perdagangan Asia | IVoox Indonesia

August 13, 2025

Dolar Lanjut Perkasa di Penutupan Perdagangan Asia

dolar-as-2

IVOOX.id, Singapura - Dolar terus menguat terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya di sesi Asia pada Kamis sore, karena imbal hasil obligasi Pemerintah AS mencapai puncak tertinggi multi-tahun, sementara yen merosot ke terendah baru 32-tahun dan membuat pasar sangat waspada terhadap tanda-tanda intervensi.

Greenback yang melonjak juga mendorong yuan China di pasar internasional ke rekor terendah di Asia, meskipun kemudian memangkas kerugian intraday-nya di tengah laporan potensi pengurangan waktu karantina COVID bagi pengunjung.

Yen yang rapuh mencapai titik terendah baru di 149,98 per dolar, terendah sejak Agustus 1990, dan terakhir dibeli 149,975.

Mata uang Jepang telah mengalami kekalahan beruntun selama 11 sesi berturut-turut hingga penutupan Rabu (19/10/2022), dan telah memperbarui posisi terendah 32 tahun untuk enam sesi sekarang.

"Sepertinya begitu ketakutan atau gugup sehingga mereka tidak tahu harus berbuat apa saat ini," kata Kepala Strategi Valas National Australia Bank, Ray Attrill.

"Mengingat bahwa imbal hasil obligasi pemerintah telah bergerak kuat di atas 4,0 persen, jika bukan karena ancaman intervensi maka saya pikir dolar/yen sudah akan diperdagangkan di atas 150."

Imbal hasil acuan obligasi pemerintah AS 10-tahun naik menjadi 4,154 persen pada Kamis, level tertinggi sejak pertengahan 2008, sementara imbal hasil surat utang pemerintah dua tahun menyentuh tertinggi 15-tahun di 4,582 persen.

Bulan lalu Jepang melakukan intervensi di pasar valuta asing membeli yen untuk pertama kalinya sejak 1998, dalam upaya guna menopang mata uang yang babak belur.

Yuan di pasar internasional terakhir 0,41 persen lebih tinggi pada 7,2401 per dolar, setelah mencapai terendah di 7,2794 di awal sesi, level terlemah sejak data tersebut pertama kali tersedia pada 2011.

China sedang mempertimbangkan pengurangan durasi karantina untuk pengunjung yang datang dari 10 hari menjadi tujuh hari, Bloomberg News melaporkan pada Kamis, mengutip orang-orang yang mengetahui masalah tersebut.

"Setiap langkah ke arah pengurangan pembatasan akan menjadi hal yang baik bagi ekonomi China ... tapi mungkin terlalu dini (untuk mengatakan) sampai kita mendapatkan kejelasan lebih lanjut," kata Kepala Ekonomi Internasional dan Berkelanjutan Commonwealth Bank of Australia, Joseph Capurso.(Antara)


0 comments

    Leave a Reply