Dolar Jatuh Di Penutupan Pasar Asia Saat Investor Tunggu Data Inflasi AS

IVOOX.id, Singapura - Dolar lebih rendah terhadap sekeranjang mata utama lainnya di sesi Asia pada Selasa sore, menjelang laporan inflasi yang sangat diantisipasi, sementara yen menguat karena pilihan mengejutkan Kazuo Ueda dinominasikan untuk menjadi gubernur Bank Sentral Jepang (BoJ) berikutnya.
Pasar melihat data indeks harga konsumen (IHK) AS untuk petunjuk lebih lanjut tentang prospek kebijakan Federal Reserve, dengan angka inflasi utama diperkirakan naik 0,5 persen pada Januari, menurut jajak pendapat Reuters, setelah jatuh 0,1 persen pada Desember.
Indeks dolar, yang mengukur mata uang AS terhadap enam rival utamanya, turun 0,107 persen menjadi 103,09, setelah tergelincir 0,34 persen semalam.
Indeks naik 1,0 persen untuk Februari tetapi jauh dari puncak 20 tahun di 114,78 yang disentuh pada September ketika Fed berada di tengah-tengah kenaikan suku bunga jumbo.
Sejak itu The Fed telah meredam laju kenaikan suku bunga. Bank sentral AS awal bulan ini menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin tetapi mengatakan bahwa pihaknya telah melewati periode sulit dalam perjuangannya melawan inflasi.
Moh Siong Sim, ahli strategi mata uang di Bank of Singapore, mengatakan pasar valuta asing pada Selasa berada dalam pola bertahan karena fokus beralih ke data IHK.
Perdebatan saat ini adalah apakah inflasi akan tertahan di 3,0 sampai 4,0 persen atau bergerak lebih rendah ke 2,0 persen sejalan dengan harapan pasar sebelumnya, kata Sim.
"Kemungkinannya bergeser ke penilaian yang lebih masuk akal bahwa kita mungkin terjebak di 3,0-4,0 persen dan Fed harus berbuat lebih banyak."
Pasar memperkirakan suku bunga AS akan mencapai puncaknya di sekitar 5,2 persen pada Juli dan mengakhiri tahun di 4,9 persen, menjauh dari ekspektasi sebelumnya untuk memulai penurunan suku bunga yang lebih dalam akhir tahun ini.
Dengan Ketua Fed Jerome Powell menegaskan kembali bahwa disinflasi sedang berlangsung minggu lalu, investor akan mengurai laporan Selasa untuk mengukur arah harga.
Kristina Clifton, seorang ekonom senior di Commonwealth Bank of Australia, mengatakan ada tanda-tanda tentatif dari pendinginan inflasi AS tetapi mengatakan inflasi jasa-jasa, yang sangat terkait dengan pertumbuhan upah, tidak menunjukkan tanda-tanda pelunakan.
"Sementara pasar tenaga kerja tetap ketat dan pertumbuhan upah sangat kuat, ada risiko bahwa kami menerima kejutan kenaikan pada angka inflasi yang mendasarinya," katanya.
Euro naik 0,14 persen pada 1,0735 dolar, setelah naik 0,435 persen pada sesi sebelumnya. Sterling terakhir diperdagangkan pada 1,2147 dolar, naik 0,10 persen hari ini, setelah naik 0,68 persen sesi sebelumnya.
Dolar Australia bertambah 0,10 persen menjadi 0,697 dolar AS, sedangkan kiwi turun 0,06 persen menjadi 0,635 dolar AS.(Antara)

0 comments