May 5, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Dian Swastatika Sentosa Tingkatkan Pemberian Pinjaman bagi Dua Anak Usaha

iVooxid, Jakarta - PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) meningkatkan pemberian pinjaman kepada dua anak usaha, yang dimiliki secara tidak langsung, dari Rp150 miliar menjadi Rp270 miliar untuk mendukung kebutuhan modal kerja. Kedua anak usaha itu adalah PT Manggala Alam Lestari dan PT SKS Listrik Kalimantan.

“Perseroan akan meningkatkan pinjaman kepada Manggala Alam dari Rp50 miliar menjadi Rp70 miliar, adapun pinjaman untuk SKS Listrik Kalimantan akan ditingkatkan dari Rp100 miliar menjadi Rp200 miliar,” papar Hermawan Tarjono, Direktur DSSA yang juga menjabat sebagai Corporate Secretary DSSA.

PT Manggala Alam Lestari sebenarnya bukan anak usaha DSSA secara langsung. Manggala Alam Lestari sebenarnya anak usaha langsung di bawah PT Andalan Satria Lestari. Sementara itu, sekitar 99,83% saham Andalan Satria Lestari dimiliki oleh PT Bumi Kencana Eka Sejahtera, yakni sebuah perusahaan yang merupakan anak usaha langsung DSSA

Adapun PT SKS Listrik Kalimantan adalah anak usaha PT DSSP Power Sentosa. DSSP Power Sentosa merupakan perusahaan patungan antara PT DSSE Energi Mas Utama dan DSSP Power Mas Utama yang didirikan pada 26 Februari 2015. Adapun kedua pendiri DSSP Power Sentosa tersebut barulah merupakan anak usaha langsung DSSA.

Untuk 2017, demikian Hermawan, DSSA mengalokasikan belanja modal sebesar US$150 juta, atau 50% lebih tinggi dibanding belanja modal perseroan pada 2016 sebesar US$100 juta. Sekitar 70% dari dana belanja modal tersebut berasal dari pinjaman bank dan sisanya dari kas internal perseroan. “Porsi terbesar dari dana belanja modal tersebut akan digunakan untuk membiayai pengembangan bisnis energi, khususnya pembangkit listrik,” tutur Hermawan.

DSSA saat ini sedang menggarap tiga proyek pembangkit listrik yaitu, IPP PLTU Sumsel-5 dengan investasi US$400 juta berkapasitas 2x150 megawatt (MW), IPP Kalteng-1 dengan investasi US$337 juta berkapasitas 2x100 MW dan IPP PLTU Kendari-3 dengan investasi US$200 juta berkapasitas 2x50 MW.

Kontribusi pendapatan dari bisnis pembangkit listrik akan terus ditingkatkan. Saat ini, kontribusi dari bisnis pembangkit listrik masih belum besar. Sekitar 70% dari pendapatan konsolidasi perseroan dikontibusikan oleh bisnis batu bara.

Hermawan optimistis, pada 2019-2020 nanti, bisnis pembangkit tenaga listrik akan menyumbang 25% bagi pendapatan konsolidasi DSSA. “Nantinya, kami akan lebih fokus ke listrik. Kami akan terus menjajaki proyek-proyek baru dengan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang proyeknya bisa bersinergi dengan batubara,” tegasnya.

Hermawan mengatakan, pendapatan DSSA pada 2017 ditargetkan mencapai US$750 juta karena perseroan membidik tender proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) seiring pemulihan harga batu bara di pasar global. Target itu lebih tinggi 25% dibanding proyeksi pendapatan 2016 sebesar US$600 juta.

“Harga batu bara diharapkan terus pulih agar nilai penjualan perseroan dapat tumbuh, Disamping itu, PLTU Sumsel-5 diharapkan dapat mulai beroperasi penuh pada tahun depan,” tukasnya.

Perseroan melalui anak usaha, PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS), menargetkan volume produksi batu bara sebanyak 12 juta ton pada 2017, meningkat 20% dibanding target tahun ini sebanyak 10 juta ton. Penjualan ditargetkan tumbuh 25-30% pada tahun depan seiring dengan kenaikan harga batu bara.[abr]

0 comments

    Leave a Reply