Di Periode Mestinya Kahutla Minim, Riau Malah Siaga | IVoox Indonesia

December 20, 2025

Di Periode Mestinya Kahutla Minim, Riau Malah Siaga

karhutla
ILustrasi. Kebakaran hutan dan lahan di Kota Pontianak beberapa waktu lalu. (ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang

IVOOX.id, Pekanbaru - Pemerintah Provinsi Riau menyatakan akan segera menetapkan status siaga kebakaran hutan dan lahan (kahutla) menyusul masifnya bencana tersebut pada awal 2019 ini hingga mulai berdampak terjadinya kabut asap di sejumlah daerah. Padahal, semestinya saat ini masih di periode musim hujan sehingga ancaman kebakaran lahan biasanya minim.

"Insya Allah kalau tidak Senin (18/2), Selasa (lusa) kami rapat koordinasi dengan pihak terkait. Nanti hasilnya kami putuskan setelah rapat," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau, Edwar Sanger kepada Antara di Pekanbaru, Minggu.

Edwar menjelaskan bahwa secara regulasi, Pemerintah Provinsi Riau telah memenuhi syarat untuk segera menetapkan status siaga karlahut 2019. Sebab, dua daerah di Riau, yakni Kota Dumai dan Bengkalis telah terlebih dahulu menetapkan status tersebut medio pekan ini.

Syarat penetapan status siaga karlahut di tingkat provinsi, kata Edwar, dapat dilakukan setelah ada dua kabupaten atau kota menetapkan status tersebut terlebih dahulu.

"Secara aturan sudah. Dua daerah berstatus siaga, jadi sudah terpenuhi aturan," katanya.

Kabupaten Bengkalis dan Kota Dumai secara bersamaan menetapkan status siaga kebakaran lahan. Pemerintah Bengkalis menetapkan status tersebut setelah ratusan hektare lahan di Pulau Rupat terbakar hebat. Hingga hari ini, upaya pemadaman dengan pengerahan ratusan personel gabungan dan masyarakat terus berlangsung.

Sementara Pemkot Dumai menetapkan status yang sama setelah sejak awal pekan ini kota pelabuhan itu diselimuti kabut asap hingga sempat menyentuh level bahaya.

Pendampingan BNPB

Lebih jauh Edwar Sanger menjelaskan jika Pemprov Riau telah menetapkan status siaga karlahut maka pihaknya segera berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

"Jelas. Begitu sudah ditetapkan, saya akan lapor ke BNPB untuk minta bantuan dan pendampingan. Termasuk minta tambahan helikopter dan lainnya," ujarnya.

Namun, untuk saat ini dia menegaskan akan mengoptimalkan kekuatan yang ada, terutama dua helikopter bantuan KLHK dan pihak swasta Sinarmas. Heli Super Puma Sinarmas dan Bell 412 KLHK dalam beberapa hari ini menjadi andalan untuk kegiatan patroli dan upaya pemadaman melalui operasi pengeboman air.

"Kita manfaatkan dulu yang ada, bantuan KLHK dan swasta saat ini," kata Edwar, dikutip Antara.

0 comments

    Leave a Reply