Demi Fleksibilitas, Aplikator Kompak Keberatan Ojol Diangkat Jadi Pegawai Tetap | IVoox Indonesia

May 23, 2025

Demi Fleksibilitas, Aplikator Kompak Keberatan Ojol Diangkat Jadi Pegawai Tetap

Muhammad Rafi Assagaf, Government Relations Specialist Maxim Indonesia
Muhammad Rafi Assagaf, Government Relations Specialist Maxim Indonesia dalam konferensi pers di Jakarta pada Senin (19/5/2025). IVOOX.ID/Fahraurrazi Assyar

IVOOX.id – Sejumlah perusahaan transportasi digital mengaku keberatan atas tuntutan para mitra pengemudi ojek online (ojol) yang menginginkan perubahan status menjadi pegawai tetap. Menurut mereka, tuntutan tersebut berisiko besar terhadap kelangsungan operasional perusahaan dan bisa memicu pengurangan jumlah mitra.

Muhammad Rafi Assagaf, Government Relations Specialist Maxim Indonesia, menyatakan bahwa apabila para mitra diangkat menjadi karyawan tetap, beban biaya operasional perusahaan akan meningkat drastis. Ia menyebut, pengangkatan tersebut akan menimbulkan kewajiban tambahan seperti pembayaran asuransi kesehatan, ketenagakerjaan, gaji tetap, dan perlindungan lainnya.

"Kami tidak mungkin bisa menjalankan operasional ini dengan jumlah mitra yang saat ini sedang berlangsung. Pasti akan ada pengurangan," kata Rafi saat ditemui dalam pertemuan antara pemerintah dan aplikator di Aroem Resto & Cafe, Jakarta, Senin (19/5/2025).

Hal senada disampaikan Chief of Public Affairs Grab Indonesia, Tirza Munusamy. Ia menjelaskan bahwa selama ini, sistem kemitraan telah membuka peluang bagi masyarakat, terutama mereka yang terdampak pemutusan hubungan kerja selama pandemi, untuk mendapatkan penghasilan tambahan secara fleksibel.

Tirza menilai, jika mitra diangkat menjadi karyawan tetap, maka jumlah pengemudi aktif akan menurun karena perusahaan tidak akan mampu menyerap seluruh mitra sebagai pegawai. Di sisi lain, sistem kerja fleksibel yang menjadi ciri khas layanan transportasi digital juga akan ikut berubah.

"Perusahaan tidak mungkin bisa menyerap sebegitu banyak karyawan, itu satu. Sehingga sisanya mau ke mana? Jadi sangat disayangkan kalau terpaksa dikurangi," ujarnya.

Sementara itu, Ryan Rwanda dari Business Development inDrive mengungkapkan bahwa perusahaan tempatnya bekerja hanya akan mampu mengangkat sekitar 13 persen dari total mitra menjadi karyawan tetap. Selain jumlah yang terbatas, Ryan juga menyoroti potensi penurunan pendapatan para pengemudi jika skema kerja diubah.

"Perhitungan saya sih, kemarin bisa-bisa sampai hanya tersisa sekitar 10–13 persen driver yang aktif, jadi perhitungan kasar ya baru. Dan pengurangan pendapatan mereka bisa sampai minus 7 persen per bulan," ujarnya.

Ryan menambahkan, status karyawan tetap juga akan menghilangkan fleksibilitas kerja yang selama ini menjadi daya tarik utama dari platform inDrive.

"Itu akan menciptakan satu ekosistem yang tidak disukai oleh kita inDrive. Kita tuh punya tagline fighting injustice, semuanya fleksibel dan semuanya itu terbuka di inDrive. Segala potongan, segala pemilihan driver dan pemilihan pemimpin itu yang tidak akan terjadi ketika ini menjadi sebuah perubahan status driver," katanya.

0 comments

    Leave a Reply