May 5, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Debat Terakhir Harus Diisi Adu Kebijakan

IVOOX.id, Jakarta - Kedua pasangan calon (paslon), baik paslon nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin maupun paslon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno diharapkan mengisi debat kelima nanti dengan beradu kebijakan.


"Jadi, diskusinya ialah adu kebijakan. Itu menarik," kata ekonom Universitas Indonesia Ari Kuncoro saat dihubungi di Jakarta, kemarin.


Debat yang digelar di hari terakhir masa kampanye, Sabtu (13/4), mengangkat tema ekonomi dan kesejahteraan sosial, keuangan dan investasi, serta perdagangan dan industri.


Untuk paslon 01, Ari berharap Jokowi-Amin menyampaikan rencana aksi mereka untuk meningkatkan produktivitas perekonomian ke depannya. "Kontestan nomor urut 01 bisa menekankan rekam jejaknya bahwa infrastruktur, KIS, KIP, program KUR, itu tujuannya ialah meningkatkan produktivitas perekonomian."


Paslon 01, lanjut dia, harus bisa menjelaskan langkah apa yang akan dilakukan dengan capaian-capaian selama ini.


"Dia harus menjelaskan bagaimana hubungan antara infrastrukturnya, produktivitas, dan nanti bisa meningkatkan ekspor. Dari situ bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat," katanya.


Sebaliknya, untuk paslon nomor urut 02, Ari berharap kandidat tersebut bisa memberikan solusi ketimbang hanya mengkritisi pemerintahan saat ini.


"Kalau dari paslon 02, saya harapkan oke mengkritik, tapi kritiknya harus memberikan solusi. Misalnya, jangan utang. Kalau enggak utang, pakai apa? Pajak diturunkan? Enggak ada pembiayaan dong dari pajak, enggak nyambung," katanya.


Pada kesempatan terpisah, ekonom senior Indef, M Nawir Messi, mengatakan siapa pun yang akan memimpin pemerintahan Indonesia nantinya akan dihadapkan pada dilema mengenai pertumbuhan ekonomi. Ketika kondisi pertumbuhan tinggi, pasti diikuti impor yang membengkak dan diikuti current account deficit. Itu akan berpengaruh ke nilai tukar (rupiah).


Kalau pertumbuhan ekonomi rendah, itu akan berdampak pada tingkat pengangguran. "Siapa pun rezim yang akan menyetir perekonomian Indonesia tahun ini dan tahun depan, itu pasti akan dihadapkan pada dilema pertumbuhan," kata Nawir di Jakarta, kemarin.


Oleh karena itu, menurut Nawir, Indonesia butuh pemimpin yang mengetahui kapan saatnya meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kapan harus menahannya.


"Dibutuhkan sopir, kapan harus ngerem, kapan harus ngegas," ujarnya.



Resep manjur


Ketika dihubungi di tempat terpisah, ekonom UI lainnya, Faisal Basri, menyatakan pada debat terakir nanti kedua paslon harus menawarkan resep bagi Indonesia agar menjadi negara maju pada 2045.


Faisal mengungkapkan, pada debat terakhir yang secara garis besar akan membahas ekonomi, kedua paslon harus memiliki pegangan tentang masa depan perekonomian Indonesia.


Hal itu menjadi penting. Pasalnya, 20 tahun lagi Indonesia akan memasuki usia yang ke-100. Untuk itu, kedua paslon harus memiliki gagasan terkait dengan bagaimana Indonesia tidak terkena middle income trap pada usianya yang ke-100.


"Apa yang bisa diberikan kepada anak cucu kita tatkala migas kita hampir habis, batu bara hampir habis," tuturnya.


Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Hasto Kristiyanto, optimistis akan ada gagasan dan pernyataan baru yang akan disampaikan Jokowi pada debat terakhir nanti.


"Saya meyakini akan ada hal-hal baru yang akan disampaikan Pak Jokowi. Bukan hanya diksi baru, melainkan juga gagasan baru dari hasil perenungan," kata Hasto.

0 comments

    Leave a Reply