Daur ulang PET Solusi efektif Atasi Limbah Plastik

IVOOX.id, Jakarta - Plastik jenis PET (Polyethylene terephthalate) biasanya digunakan sebagai bahan baku untuk botol plastik air minum kemasan, galon air minum atau bumbu dapur. Plastik jenis ini umumnya tidak berwarna atau transparan.
Penggunaan plastik PET hanya cocok untuk sekali pakai dan bisa didaur ulang puluhan kali, dan bernilai ekonomi tinggi.
Ahli teknologi polimer Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Mochamad Chalid, M.Sc, Ph.D, mengatakan, pendaurulangan limbah plastik PET merupakan solusi efektif dan berdaya guna terhadap tumpukan limbah plastik yang menjadi masalah lingkungan di Indonesia. Solusi ini juga memberikan banyak dampak positif bagi sektor lain, seperti penyerapan tenaga kerja dan peningkatan taraf ekonomi masyarakat yang berbasis pada prinsip ekonomi sirkular.
Menurutnya, Produk plastik umumnya terdiri dari polimer sebagai bahan baku utama dan aditif-aditif sebagai bahan baku pembantu. Produk plastik membutuhkan waktu degradasi selama bertahun-tahun, sehingga harus didesain sebagai bahan yang dapat didaur ulang.
“Selain mengatasi masalah lingkungan, daur ulang plastik juga dapat menggerakkan ekonommi sirkular,” ujarnya dalam keterangan, Kamis (27/8).
Lebih lanjut Chalid menjelaskan, berdasarkan Resin Identification Code (RIC) yang diterbitkan oleh The Society of Plastic Industry (SPI) pada 1988 di Amerika Serikat, jenis plastik yang paling mudah didaur ulang adalah PET dengan kode angka 1.
“Beberapa keunggulan dari PET, yakni berwarna jernih, kedap gas dan air, tahan pelarut, kuat, ringan, tidak mudah pecah, dan mudah dibentuk. Di samping itu, karena kestabilan sifatnya, PET dapat dikonversi menjadi beragam produk turunan yang bernilai ekonomi, sehingga harga limbah plastik PET cukup tinggi dan disukai oleh para pelaku industri daur ulang,” tambahnya.
Dosen lulusan Groeningen University di Belanda ini juga berharap vsemua pihak sebaiknya mengetahui jenis plastik yang aman untuk kemasan pangan, dengan melihat kode segitiga panah dengan angka di dalamnya. “Biasanya kode tersebut ada di bagian bawah kemasan plastik. Konsumen dan pelaku industri manufaktur kemasan sebaiknya memilih kemasan plastik yang lebih ramah lingkungan dan mengurangi resiko terhadap kesehatan,” tuturnya.
Pilah Sampah
Daur ulang PET tentu menjadi solusi efektif dalam menangani masalah tumpukan limbah plastik di Indonesia serta memberi dampak positif lain, seperti menyerap tenaga kerja dan meningkatkan perekonomian masyarakat.
Sistem pengolahan sampah yang baik dan kesadaran masyarakat juga dibutuhkan dalam mengurangi masalah limbah di Indonesia. Sebelum dibuang, sebaiknya sampah dipilah terlebih dahulu berdasarkan kategorinya, seperti sampah organik, anorganik, dan sampah B3.
Pada acara peluncuran Indonesia Packaging Recovery Organization (IPRO), Selasa (25/8), terungkap, di India, pengumpulan kembali sampah plastik PET bisa mencapai 90%. Hal yang sama sebetulnya bisa terjadi di Indonesia seandainya kesadaran masyarakat memilah sampah sejak dari sumbernya (rumah) cukup tinggi.
Untuk menunjang keberhasilan pengumpulan kembali sampah jenis PET, perlu meningkatkan kesadaran masyarakat untuk aktif dalam gerakan pilah sampah dari rumah. Sampah PET yang sudah dipilah dengan mudah akan diambil oleh pemulung.
Hal itu cocok dengan semangat UU 18/2008 tentang pengelolaan sampah.
Menurut Direktur Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Novrizal Tahar, yang menjadi pembicara pada acara peluncuran IPRO, pihaknya mendorong pemerintah daerah/kota agar mengelola sampah mulai dari hulu dan bukan collecting di tempat pembuangan akhir (TPA).
“TPA adalah dangerous area, di sana terdapat toksik, kuman, itu tidak sehat,” ujarnya.
Untuk memilah sampah dengan benar, masyarakat harus memahami kategori sampah, yakni ada sampah organik, anorganik, dan sampah bahan berbahaya dan beracun (B3).
Sampah organik terdiri dari bahan-bahan yang dapat terurai, seperti sisa makanan, daun, kulit sayur dan buahbuahan, hingga bagian hewan yang tidak dapat dicerna seperti tulang ayam dan duri ikan. Sampah organik dapat diproses kembali menjadi pupuk kompos untuk menyuburkan tanah.
Sampah anorganik adalah sampah yang berasal dari bahan-bahan yang sulit terurai, seperti plastik, kaleng, dan styrofoam. Sampah anorganik sebaiknya segera dipisahkan agar dapat didaur ulang dan dijadikan beragam produk turunan.
Kemudian, sampah B3 biasanya berasal dari pabrik, rumah sakit, dan lainnya. Untuk mengelola sampah rumah tangga, dapat menggunakan prinsip 4R yakni reduce/mengurangi, reuse/ menggunakan kembali, replace/mengganti, dan recycle/ mendaur ulang.
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (ADUPI), Christine Halim, mengatakan, di banyak negara maju, siklus ekonomi daur ulang limbah plastik sudah dianggap sebagai salah satu solusi pengelolaan limbah yang cukup efektif.
“Plastik PET mudah sekali didaur ulang dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Penggunaan bahan ini sejalan dengan visi KLHK mengenai peta penanganan sampah melalui daur ulang dan pemanfaatan kembali dengan prinsip sirkular ekonomi,” katanya.

0 comments