Data Ekonomi AS Mengecewakan, Kurs Rupiah Berpotensi Terus Menguat

Jakarta – Nilai tukar rupiah menguat pada awal sesi perdagangan di pasar Asia, Senin (31/07/2017). Hal itu berkat depresiasi yang dialami dolar Amerika Serikat (AS) pasca rilis data ekonomi AS yang mengecewakan pada Jumat (28/07/2017) pekan lalu. Demikian diungkapkan Putu Agus Pransuamitra, analis pasar uang PT Monex Investindo.
Menurut data ekonomi AS, pertumbuhan ekonomi negeri Paman Sam tersebut pada triwulan kedua tahun ini mengalami pertumbuhan 2,6% dibandingkan dengan triwulan pertama sebesar 1,4%.
“Akan tetapi indeks harga PDB (Produk Domestik Bruto-red) yang merupakan tolok ukur laju inflasi di Amerika menunjukkan penurunan menjadi 1% pada triwulan kedua 2017 dibandingkan 1,9% pada triwulan pertama 2017,†ujar Putu di Jakarta, Rabu (31/07/2017).
Disamping itu, demikian Putu, kenaikan biaya tenaga kerja juga menunjukkan penurunan menjadi 0,5% pada triwula kedua 2017 dibandingkan 0,8% pada triwulan pertama 2017.
Putu menjelaskan, data indeks harga PDB dan data biaya tenaga kerja tersebut meredam perkiraan pelaku pasar bahwa Federal Reserves selaku bank sentral AS akan menaikkan tingkat suku bunga yang lebih agresif. Pasalnya, rendahnya laju inflasi di AS masih menjadi faktor utama bagi para pejabat Federal Reserves, termasuk Janet Yellen selaku gubernur bank sentral tersebut, dalam mengambil kebijakan kenaikan tingkat suku bunga di sana.
Karena itu, FedWatch milik CME Group memperkirakan pasar masih melihat kemungkinan kenaikan tingkat suku bunga AS pada Desember mendatang masih di bawah 50%. Sementara itu, kurs rupiah di pasar Asia masih berpotensi untuk terus menguat di sisa perdagangan hari ini dengan target di level 13.315.[abr]

0 comments