April 30, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

MNC Sekuritas

Dampak Turki Mulai Mereda, Pekan Depan Tekanan Pasar Obligasi Berkurang

IVOOX.id, Jakarta - I Made Adi Saputra, Kepala Riset Fixed Income MNC Sekuritas, mengatakan bahwa pasar obligasi domestik bisa berharap pekan depan tekanan akan mulai berkurang, seiring mulai meredanya efek krisis Turki sepanjang pekan ini.

Menurut dia, dampak dari krisis Turki sudah bisa diminimalisir dari upaya-upaya yang dilakukan pemerintah Turki untuk meredam krisis, termasuk kerjasama dengan sejumlah negara. Qatar, misalnya, menjanjikan investasi US$15 miliar untuk membantu krisis keuangan Turki.

Made mengatakan adanya perhatian dari negara lain kepada Turki menyebabkan efek krisis keuangan Turki kepada negara-negara berkembang lainnya tidak akan terlalu besar dan berkepanjangan.

“Kalau seperti itu, kita lihat pekan depan market harusnya mulai stabil, trading day juga berkurang [karena libur Idul Adha], ada peluang untuk masuk di beberapa seri yang sudah terkoreksi, seperti FR0058 dan FR0074,” katanya, Kamis (16/8).

Made mengatakan, kedua seri tersebut akan jatuh tempo pada 2032. Menurutnya, meskipun tenor pendek dengan yield yang tinggi cukup menarik untuk diincar, tetapi investor kini dapat mencoba peluang di tenor yang agak panjang sebab harga di pasar sudah sangat terdiskon.

Hanya saja, dirinya menilai penguatan pasar pekan depan tidak akan terlalu signifikan, sebab biasanya pasar akan menunggu hingga nilai tukar rupiah cukup stabil untuk periode yang agak panjang untuk dapat kembali meningkat.

Hal ini terutama disebabkan karena keputusan investasi investor asing yang cenderung lebih yakin untuk kembali masuk ke pasar negara berkembang ketika kursnya stabil.

“Makanya perlu didukung rupiah yang stabil. Tidak perlu kembali ke bawah Rp14.000 per dollar, yang penting dia stabil,” katanya.

Sementara itu, keputusan Bank Indonesia kembali menaikkan suku bunga kebijakan BI 7 Days Repo Rate 25 bps pekan ini menjadi 5,5% merupakan langkah yang wajar untuk menjaga current account deficit Indonesia tidak semakin melebar.

Meskipun dengan konsekuensi kinerja pertumbuhan ekonomi akan tertekan, tetapi keputusan ini relatif baik bagi pasar. Made menilai, bila pekan menguat, titik support bagi seri acuan Surat Utang Negara (SUN) tenor 10 tahun adalah pada yield 7,78%.

Namun, jika kembali melemah, potensi pelemahan bisa mencapai 7,92% hingga 8,1%. “Cuma, kalau kita lihat hari ini sama polanya, tampaknya cenderung akan turun ke kisaran 7,78%,” katanya.

Hingga Jumat (17/8/2018), posisi yield SUN 10 tahun berada di level 7,99%. Yield SUN 10 tahun sudah sempat menembus level 8% sepanjang pekan ini, level terendah sepanjang tahun ini.

0 comments

    Leave a Reply